Jum’at ini, 25 Mei 2012, IODA aggregator independen yang sahamnya 51% dimiliki Sony Music memutuskan untuk berhenti beroperasi. Keputusan ini adalah buah dari proses merger antara IODA dan aggregator independen besar lainnya yaitu The Orchard yang telah berlangsung sejak bulan lalu. Peleburan IODA kedalam The Orchard ini membuat kedudukan Sony Music sebagai global major label semakin kuat terutama untuk repertoire indie.
IODA adalah distributor digital untuk artis-artis independen seperti Deer Tick, Sleepy Sun dan Gold Panda. Fokus memberikan dukungan terhadap industri musik independen dengan dukungan marketing, teknologi dan juga distribusi. Sekitar tahun 2009, Sony Music mengucurkan investasinya kedalam IODA untuk dapat terus beroperasi dan Sony Music mendapatkan separuh sahamnya. Pada bulan Maret tahun ini, aggregator independen yang juga besar, The Orchard, dilirik Sony Music untuk digabungkan dengan IODA.
Banyak analisis menilai langkah ini sebagai bentuk keputusasaan industri musik terhadap perubahan yang begitu cepat. Lambannya pertumbuhan juga menambah hasrat untuk bergabung satu sama lain untuk bisa survive. Langkah strategis Sony Music untuk menggabungkan dua aggregator independen ini menurut gue malah justru memperkuat market share Sony Music terutama di pasaran Amerika. Terbukti dari data Nielsen Soundscan yang mengungkapkan saat ini Sony Music memegang sekitar 33%, sedangkan Universal Music punya 28%, Warner 15% dan EMI Music 12%. Sisanya dipegang label-label kecil lainnya.
Semua operasional IODA setelah hari Jum’at pekan ini akan dijalankan dibawah bendera The Orchard.
2 Comments
Comments are closed.