Bila berbicara masalah pembajakan gue selalu kembali kepada bagaimana pola masyarakat mengkonsumsi musik sehingga dapat jelas terlihat media apa yang mereka gunakan. Karena gue percaya, masalah pembajakan timbul akibat distribusi CD yang (dahulu) berfokus pada toko-toko CD yang ada di Mall sehingga sedikit perlu usaha mendapatkan musik sedangkan masyarakat menginginkan musik yang dapat dinikmati kapan saja, saat itu juga dan dimana saja.
Studi yang digarap oleh Lab42 menyebutkan bahwasanya musik adalah bagian dari kehidupan tiap orang, dengan kenyataan bahwa ada 45% orang yang mereka survei mendengarkan musik lebih dari 10 jam tiap minggunya. Artinya banyak orang masih menyukai musik dan menjadikan musik bagian dari hidupnya. Wall Street Journal mensarikan temuan badan riset Nielsen Music 360 yang berkesimpulan kepada perbedaan usia menyebabkan beda pula cara mengakses/mengkonsumsi musik. Survei yang melibatkan 3,000 orang di Amerika Serikat menemukan bahwa orang dewasa mendengarkan musik mereka melalui Radio (67%), CDs (61%) dan YouTube (44%). Sedangkan usia 13-17 tahun mendengarkan musik melalui YouTube (64%), Radio (56%) dan iTunes (53%). Hasil ini dapat dijadikan referensi untuk mempermudah memetakan target market musik yang ditawarkan agar strategi marketing menjadi lebih efektif dan efisien.
Studi ini juga menemukan bahwa ada 36% remaja yang masih membeli CD dalam kurun waktu setahun lalu dan 51% membeli musik secara digital. Sedangkan orang dewasa mengurangi pembelanjaan musik terutama untuk membeli CDnya tahun lalu akibat resesi ekonomi. Keputusan untuk membeli musik seperti apa didorong oleh lagu apa yang diputarkan di radio. Ada 48% dari seluruh responden survei yang mengaku menemukan musik dari media radio. Rekomendasi dari teman juga mendorong faktor pembelian musik dengan musik Rock yang paling umum dibeli oleh para lelaki dan musik Top 40 yang kebanyakan dibeli oleh para wanita.
“Aksesibilitas pada musik telah memunculkan perluasan dan difersivikasi yang besar pada konsumsi musik,” ujar David Bakula, SVP Client Development Nielsen. Kehadiran internet ikut berperan pada difersivikasi ini. Google juga memprediksikan penetrasi perangkat bergerak termasuk ponsel dan tablet akan menggusur dominasi penggunaan komputer desktop dan laptop untuk mengakses internet. Penggunaan aplikasi mobile terutama untuk mencari dan menikmati musik berangsur diterima oleh para remaja. Kedepannya masyarakat juga akan beralih ke media penyimpanan cloud ketimbang perangkat keras seperti optik cakram ataupun kartu memori.
Ditulisan terdahulu gue juga pernah memaparkan analisa Mark Mulligan yang membagi konsumen musik menjadi tiga tipe. Thesis dari Aulia Naratama juga pernah menyinggung studi etnografi yang berujung pada perubahan pola konsumsi musik analog ke digital. Paper dari dosen London School of Public Relations, Hersinta M.Si, juga pernah mengulas kehadiran media-media baru telah memberikan andil yang mengubah pola konsumsi musik. Tren-tren seperti ini yang harus dicermati guna mempertajam strategi pemasaran musik.
3 Comments
Comments are closed.