Sudah menjadi penting bagi musisi masa kini untuk memikirkan cakupan pasar yang lebih besar. Era Internet semakin memungkinkan untuk berekspansi ke pasar-pasar Internasional. Apalagi bahasa musik adalah bahasa universal yang dapat diterima siapa saja diseluruh dunia.
IM:PORT yang merupakan aggregator musik yang sudah beroperasi di Indonesia sejak lama, baru-baru ini membuka layanan baru yang memungkinkan musisi non-major label untuk distribusi musik atau karyanya ke toko musik digital yang ada di dunia seperti iTunes, Amazon MP3 hingga Spotify. Dengan bekerjasama dengan Synergy Distribution dan IODA, IM:PORT menyediakan layanannya ini dengan tariff tiap pengiriman rata-rata Rp. 550,000.-
Bisnis model yang ditawarkan adalah dengan menjual lagu yang rata-rata tiap toko musik digital membandrol harga US$ 0.99, artis mendapatkan 55% dari harga jual konsumen tersebut. Bagian 45% akan masuk ke toko musik digital dan bagi hasil ke distributor IM:PORT yaitu IODA dan Synergy Distribution.
IM:PORT bukanlah pemain baru dalam urusan konten musik digital. Saat ringback-tone masih berjaya, perusahaan yang dikomandoi oleh Abdee Slank juga membantu artis-artis non label untuk dapat menjual karyanya lewat RBT. Menurut kabar, ada sekitar 5,000 konten telah mereka akuisisi dan itupun merata dari seluruh penjuru wilayah Nusantara. Partner mereka yaitu IODA juga merupakan pemain global yang kepemilikan sahamnya ada beberapa bagian dikuasai oleh Sony Music.
Distribusi musik yang ditawarkan IM:PORT ini membuka peluang untuk eksis di pasar global. Dengan kenyataan iTunes, Deezer ataupun Spotify yang membidik pasar Indonesia, ini merupakan peluang untuk mendapatkan pemasukan dari rekaman musik selain manggung. Kendati demikian, toko musik digital hanyalah hilir dari proses produk musik di produksi hingga dijual. Masih ada tahap promosi yang juga harus dipikirkan musisi. IM:PORT juga membantu dalam perihal mempromosikan konten-konten musisi namun ini juga perlu biaya tambahan lagi.
4 Comments
Comments are closed.