Kehadiran Net Label di Indonesia sudah gue rasakan mungkin sejak lima tahun belakangan ini. Apalagi saat gue tengah mengurus projek dengan Everybody Loves Irene di tahun 2008. Pilihan untuk mendistribusikan karya musik kami sempat terpikir menggunakan Net Label. Beberapa pilihan label yang mengkategorikan diri mereka sebagai Net Label adalah Yes No Wave Music, In My Rooms Records dan Hujan Rekords. Tapi apakah sebetulnya Net Label itu dan apakah bedanya dengan label musik biasa, gue baru benar-benar mencoba cari tahu kemaren.
Pertama gue mencari tahu dari Ekawan Raharja (@ekawan) tentang apa itu Net Label. Wawan, sapaan akrabnya, merupakan pekerja media dari Solo. Menurutnya, Net Label itu adalah label musik yang merilis lagu-lagunya melalui medium internet. Kebanyakan dari Net Label membagikan rilisannya secara gratis tanpa tendensi meraih keuntungan finansial dari sana. Misalkanpun ada pemasukan finansial, kemungkinan berasal dari sumbangan sukarela dari penikmat musik mereka.
Mengutip dari situs http://indonesiannetlabelunion.net, Netlabel adalah label rekaman yang mendistribusikan rilisannya dalam format digital audio melalui jaringan Internet, rilisan dapat diunduh secara legal baik gratis maupun berbayar. Idenya adalah menyebarkan musik secara bebas dan tanpa batas geografis.
Bagi Irawan Prayoga yang memiliki band bernama Marching March dan merilis lagu-lagunya melalui Net Label “In My Room” memaparkan dua alasannya memilih jalur Net Label. Pertama adalah karena ia ingin karya musiknya dapat didengarkan oleh orang banyak secara gratis dan tanpa beban membayar. Kedua adalah dia ingin melebarkan jaringan pertemanannya secara luas dengan medium musik sebagai alat marketing. Ia juga memastikan karya-karyanya tersebut terlindungi oleh Creative Common, boleh dibagikan secara bebas asal penggunaannya tidak untuk tujuan komersil. Loe bisa menikmati karyanya di http://inmyroom.us/marchingmarch
Gue sendiri masih sedikit ambigu mengapa Net Label jika Indie Label ataupun Major Label (sebutlah begitu pengkotakannya) mampu menyebarkan karya musik lewat internet? Bagaimanakah model bisnisnya yang membuat mereka mampu bertahan sekian tahun meski dengan menggratiskan musik yang menjadi komoditinya? Dan mengapa harus idealis dengan menyebut diri tidak mencari keuntungan finansial, jika dengan gratispun dapat menghasilkan keuntungan finansial?
Beberapa masukan yang gue dapat adalah Net Label juga menggerakan divisi penjualan merchandise. Musisi yang tergabung dengan Net Label mereka make a living dari pendapatan manggung. Baik Net Label dan artisnya berprinsip bahwa usaha bermusiknya ini adalah tidak mencari keuntungan finansial dan berlindung pada Creative Commons.
Hal-hal ini semakin membuat gue berkesimpulan kalau Net Label hanyalah sekedar jargon. Distribusi mereka mengandalkan jaringan internet yang kini semua orangpun bisa melakukan itu dan juga unsur Creative Commons tadi. Sedangkan bisnis modelnya kurang lebih mirip dengan label yang hanya melakukan “distribution deal“.
Mungkin saja Net Label adalah alternatif buat musisi mendapatkan keuntungan bantuan dari label tanpa harus terikat kontrak tahunan dengan label. Ketakutan karyanya ditolak pasar atau menjadi sapi perah perusahan rekaman bisa menjadi alasan. I don’t know for sure!
Walaupun begitu, adanya Net Label ini dapat menjadi sebuah alternatif jalur distribusi bagi musisi. Dengan memanfaatkan jaringan profesional yang dibangun dari Net Label yang bersangkutan dapat memperluas pendistribusian karya musik baik lewat internet maupun medium tradisional lainnya seperti radio. Dan tentu saja reputasi dan nilai trust Net Label yang telah terbangun dapat menjadi nilai tambah untuk musisi mempercayakan karyanya terdistribusi baik dan meluas.
foto: dokumen Marching March – Irawan Prayoga
One Comment
Comments are closed.