Mendengar kabar kalau ada lebih dari 70,000 CD JKT 48 telah laris terjual pada Sabtu lalu membuat gue tertarik untuk tahu lebih lagi tentang grup ini. Gue mencoba menilik lebih jauh dengan mewawancarai mas Pitra Satvika yang cukup rajin mengikuti perkembangan grup adaptasi AKB 48 dari Jepang.
Keberadaan JKT 48 di bumi pertiwi Indonesia sudah ada sejak 2011 dan kali ini bukanlah rilisan CD pertamanya yang dilempar di pasaran. Sebelumnya CD bertajuk Heavy Rotation telah dipasarkan sejak bulan Februari 2013 dan dikabarkan terjual lebih dari 70,000 kopi. CD ini merupakan CD full-album berisikan 10 lagu dan diedarkan dalam dua versi. CD yang baru saja dirilis merupakan CD single berisikan 3 buah lagu dan bertajuk River. Rekor penjualan yang bisa diestimasikan adalah 3,000 kopi per hari untuk penjualan dua hari saja. Kedua CD tersebut dirilis oleh label rekaman Hits Records.
Gue mencoba untuk tidak terjebak pada debat kusir tentang JKT 48 yang katanya menjual sensual dan seksualitas remaja putri di tulisan gue ini. Lagi pula kalau soal menjual sex di bisnis musik banyak ditemukan kok pada banyak artis dan pernah gue ulas disini. Dan juga gue melihat bisnis musik tidak selalu menjual musik, bisnis musik menjual kaset, CD dan barang tangible. Untuk kalimat gue barusan akan gue jelaskan di tulisan gue di kesempatan lain.
Kembali lagi ke soal JKT 48. Obrolan santai dengan mas Pitra membuat gue sampai pada beberapa kesimpulan seperti:
- JKT 48 dibentuk sebagai kekuatan brand dan bukan menonjolkan tiap individu personil didalamnya. Hal ini tentu akan dirasakan aman bagi investor karena menginvestasikan modalnya dengan mengurangi resiko pengkultusan kepada satu atau beberapa individu personil grup tersebut. Mudahnya begini, ini bagaikan boyband Take That yang biarpun Robbie Williams digantikan dengan Widi Asmoro tetap namanya Take That.
- JKT 48 menciptakan value dan reason to buy terhadap apa yang diproduksinya. Tulisan gue sebelumnya tentang JKT 48 sempat menyinggung soal penggemar mereka yang menggangap para personil JKT 48 bak saudara perempuan yang perlu dibela. Menurut gue hal ini adalah sebuah kisah yang menjadikan alasan para penggemar untuk membeli produk-produk yang bermerk JKT 48 dan juga rajin datang ke konsernya. Para penggemarnya yang kebanyakan adalah remaja yang usianya dibawah 18 hingga 24 tahun sedang mengalami peer-pressure. Mengutip Santor, Messervey, Kusumakar “Peer pressure is defined as the social pressure to adopt certain behaviors in order to fit in with others”. Kondisi ini memaksa mereka untuk mengikuti apa yang lagi disuka oleh remaja seusianya untuk dapat diterima dan kebetulan remaja seusianya saat ini sedang suka dengan JKT 48.
- It’s not about only the music. JKT 48 merupakan satu paket hiburan yang didengar, dilihat, dipegang dan juga dirasakan. CD dan merchandise menjadi gimmick yang tangible untuk dibawa pulang sebagai momen kenangan menyaksikan JKT 48. Yang intangible sepeti bersentuhan pun dimasukkan dalam paket hiburan ini. Oke jangan ngeres dulu. Sebuah gimmick lainnya dari brand JKT 48 adalah penjualan kesempatan berjabat tangan (hand-shake). Kenapa jabat tangan kemudian jadi komoditas padahal kan kalau mau bisa didapatkan secara gratis. Sama aja dengan air minum yang dijual bebas tetapi kalau sudah dalam bentuk kemasan maka harganya menjadi mahal. Rasa langka yang diciptakan dari kemasan ini yang membuat penggemarnya rela mengeluarkan kocek untuk mendapatkan kesempatan berjabat tangan meski hanya 10 detik. Penggemar diberikan imajinasi untuk dapat bermain-main dengan brand JKT 48. Gue mencoba merasionalisasikan dengan ambil contoh Maroon 5, siapa sih cewek yang nggak mau berjabatan tangan sama Adam Levine? Dan bagaimana bila kesempatan jabat tangan itu dikomersilkan? Coboy Junior (CJR) juga melakukan hal yang sama dan kalau nggak salah mematok harga sekitar Rp. 500.000 untuk kesempatan bertemu dan berbincang (meet and greet).
JKT 48 atau mungkin dalam hal ini Dentsu not reinventing the wheel. Mereka meramu apa yang sudah ada menjadi satu lewat brand JKT 48 dan kembali lagi faktor keberuntungan disini berperan membawa mereka dikenal luas dan digemari serta dibenci sekaligus. Lalu apakah apa yang dilakukan JKT 48 dapat ditiru dan diterapkan pada grup atau musisi lain?
Angka 70,000 kopi CD JKT 48 terjual dalam kurun waktu yang singkat memang cukup fantastis. Grup band Noah yang memanfaatkan jalur distribusi KFC telah menjual 1 juta kopi CD dalam waktu 3 bulan. Sayangnya belum ada pernyataan resmi dari ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) yang merupakan asosiasi yang memonitor penjualan CD dengan mengambil data penjualan pita cukai yang ada di tiap CD.
Saat yang nyaris bersamaan, minggu lalu Cherry Belle juga baru saja merilis album barunya. Baik JKT 48 maupun Cherry Belle berangkat dari kotak genre yang sama yaitu girl-band. Gue belum mendengar pengakuan angka penjualan sefantastis JKT 48 dari pihak Cherry Belle. Memang rezeki sudah ada yang ngatur, bagaimana strategi untuk mencuri perhatian pecinta musik agar jatuh cinta pada musik yang ditawarkan menjadi sebuah tantangan bagi para musicpreneur!
thanks buat mas Pitra yang sudah mau share the knowledge. ini ada cerita dari mas Pitra yang mengantri beliin saya CD dan slide yang dibuat mas Pitra tentang JKT 48.
Artikel yg bagus. Pendapat saya:
1. Saya suka kutipan definisi “peer pressure”-nya.
2. Klo boleh ngasih saran, kedepannya ketika nulis JKT48, antara huruf “T” dan angka “4” jangan dikasih spasi. Memang banyak media2 Indonesia yg menulis nya JKT 48 (ada spasi antara “T” dan “4”). Tapi itu salah besar. Semua Idol Group yg termasuk dalam AKB48 Group nulisnya gak pake spasi (AKB48, SKE48, JKT48, dst).
3. Harus dibedakan antara “Idol Group” dan “Girlband”. Keduanya merupakan Girl Group. Tidak masalah sih kalau ada yg menyebut JKT48 dengan istilah Girl Group
karena istilah Girl Group lebih netral.
Anyway, JKT48 adalah Idol Group.
Banyak orang yg sok tahu & berpendapat bahwa Idol Group dan Girlband itu sama saja. Mereka bilang itu semua hanyalah masalah istilah. Nah komen2 seperti itulah yg menunjukkan bahwa orang tersebut tidak mengenal dan memahami konsep “Idol” (Aidoru) di dunia showbiz Jepang yg bahkan telah menjelma menjadi salah satu sub-kultur.
Konsep Idol di dunia showbiz Jepang ini mempunyai keunikan khusus dan sedikit berbeda dibanding konsep Idol pada umumnya seperti yg dipahami masyarakat secara universal (misal Idol jebolan Indonesian Idol, X-Factor, dan sejenisnya).
Di dunia Showbiz Jepang, Idol merupakan salah satu profesi. Idol umumnya merupakan campuran dari profesi lain seperti penyanyi, aktor/aktris, MC, model (iklan, foto) yang berkembang bersama fans sejak debutnya. Jadi klo salah seorang Idol keluar dari suatu Idol Group, dia tetap bisa menjalankan profesinya sebagai seorang Idol.
Girl Groups K-Pop di Korea juga menggunakan istilah Idol Group meniru Jepang, sayang konsepnya melenceng. Di Korea, para personil tiap Idol Group digembleng sekian tahun terlebih dulu sebelum debut pertama mereka. Berbeda dengan Idol Group di Jepang yg kebanyakan sudah debut walau skill & ability nya belum mencapai taraf superstar. Yg mereka miliki adalah bakat mentah dan potensi yg akan terus berkembang dan meningkat seiring perjalanan karir mereka di dunia Showbiz BERSAMAAN dengan dukungan penuh para fans mereka sejak dari titik nol.
Untuk istilah Girlband sendiri memang jauh lebih familiar di kuping masyarakat Indonesia thanks to banyaknya Girl Groups dari barat yg menggunakan istilah Girlband semisal Spice Girls, Atomic Kitten, dst. lalu kemudian penggunaan istilah Girlband tersebut dilanjutkan oleh produk2 Indonesia seperti Cherrybelle, Princess, 7 Icon, dan sejenisnya. Baru JKT48 lah yg pertama menggunakan konsep Idol Group dari Jepang. Maaf kepanjangan nulisnya.
thanks yah!
nanti gue koreksi artikel gue ini. 😀
mudah-mudahan tulisan gue ini bisa bermanfat
70.000 kopi untuk CD tipe A, dan 40.000 kopi untuk CD tipe B, dan itu baru mencakup sekitar jabodetabek. CMIIW
wow! sangat komprehensif sekali.
boleh tau apakah ada data valid seperti press release, dsb?
setau saya itu dari tanya jawab di launching cd river. penanyanya @dimsdalle temen saya. saya sendiri cuma inget denger penjualan 70 ribu seluruh indonesia + data lainnya.
*mungkin saya ada rekaman sesi tanya jawab itu. tak cek dulu*
wah boleh tuh kalo ada video rekamannya.. nanti saya post kan disini!
thanks ya!
Selamat malam.
Perkenalkan, saya Haddad dari situs JKT48stuff.com yang mengkhususkan diri untuk menerjemahkan tulisan-tulisan yang membahas JKT48 ke bahasa inggris.
Saya
meminta izin untuk menerjamahkan artikel anda ini ke bahasa inggris dan
menampilkan hasilnya di situs kami. bolehkah saya melakukannya?
silahkan.. sertakan url blog ini di credit title nya yah
Terima kasih mas Widi, kami pasti akan menyertakan url atau sumber dari tulisan asli untuk setiap tulisan hasil terjemahan.
Oh, ya saya lupa. saya juga berniat untuk menerjemahkan tulisan mas widi yang http://www.widiasmoro.com/2013/03/13/jkt48/ ke bahasa inggris. dan menampilkannya dalam satu artikel kompilasi.
monggo 🙂
seinget saya, penjualan River yang di Jepang belum keitung dan lagi diitung… kali aja nambah banyak… gak mungkin kan malah berkurang… :))
JKT48 yah. Kalo ogut perhatiin sih tim manajemennya bener-bener jitu buat ngangkat grup ini. Setiap sela hal-hal yang bisa dikomersilkan yah maka dijual. Pernah denger katanya sepotong katsu yang pernah digigit oleh salah satu member JKT48 laku sekitar 400k. Hal-hal yang berhubungan dengan JKT48 benar-benar jadi ladang komersiliasasi, hingga terasa langka. Wajar jadinya karena dirasa langka, fans bisa memburu hal-hal yang berkaitan dengan JKT48 agar mereka bisa lebih dekat dengan idolanya 🙂
hanya satu yg kurang mas widi, jkt48 itu idol group bukan girlsband, mereka adalah adaptasi dari sister group mereka yg dari jepang yaitu AKB48 !! saya pernah baca artikel kalau akb48 menguasai sekitar 30 % bisnis hiburan di jepang,,dan jkt48 juga mengadopsi konsep akb48 tersebut yg dimotori oleh akimoto yasushi sebagai otak dibalik 48 family tersebut ,, tapi jangan dikesampingkan jg usaha dan kerja keras para member (sebutan buat personil jkt48 ) mereka begitu total dan profesional demi menjaga nama baik jkt48,karna itulah kami rasa (sebagai fans sepuh jkt48) mereka pantas mendapatkan apresiasi lebih dari kami .gitu mas widi