Live Nation, yang tahun lalu berhasil mengikat Madonna dan Jay-Z dalam kesepakatan ‘all-in’ dari penjualan album hingga pendapatan manggung, gagal meraih target di kwartal pertama.
Seperti yang dikutip dari Billboard.biz, Live Nation mengalami kerugian sekitar $102,7 juta. Kerugian ini disebabkan karena menurunnya jumlah pengunjung konser di daerah utara Amerika yang mana daerah ini merupakan pasar potensial untuk usaha mereka.
Meskipun mengalami kegagalan, Live Nation tetap optimis dapat merangkul pangsa pasar yang lebih besar. “Kami sedang mencoba untuk mempromosikan ‘low-cost’ tiket kepada fans di masa-masa ekonomi sulit saat ini,” tandas Michael Rapino, CEO Live Nation.
Bidang usaha Live Nation adalah membuat konser-konser besar di seluruh dunia. Tiap tahunnya memproduksi sekitar 22,000 konser untuk 1,600 artis di 33 negara. Perusahaan yang bermarkas di California ini juga terdaftar dalam New York Stock Exchange dengan simbol LYV.