Dengan kejatuhan industri rekaman fisik dan masih belum jelasnya solusi menguangkan musik dalam bentuk selanjutnya, sedang dipikirkan apakah masih meneruskan karir bermusik di tahun ini. Jualan kaset tampaknya playernya juga sudah langka, jualan CD ? juga portabilitasnya masih dipertanyakan, jualan RBT ? yah masa bikin lagu cuma buat 30 detik, jual merchandise band ? pengennya jualan musik. Belum lagi tahun 2011 ini sepi dari kampanye partai politik. Yang memungkinkan sih kalau mau memainkan lagu-lagu umum buat di pernikahan (catatan: termasuk dangdut, krn itu the music of my country.. my country.. teet..teet). Memaksakan diri nyari panggung dengan berkompetisi dengan band-band baru yang lebih fresh dan lebih.. maaf.. alay? Berat!
Era 2000an buat kebanyakan remaja Indonesia memimpikan buah ketenaran dengan menjadi musisi. Di era sebelumnya adalah era bermimpi jadi pegawai negeri. Nah di era 2011an ini, bermusik tampaknya sudah menjadi terlalu umum dan tidak cool lagi. Musik sudah kehilangan eksklusifitasnya dengan banyaknya band baru dan muka baru yang ngeband. Humm…
Gue pikir di 2011 ini saatnya merubah cita-cita untuk karir yang cemerlang. Saya memikirkan Irfan Bachdim. Ya! Cita-cita sebagai pemain sepak bola nasional tampaknya menjanjikan di era sekarang. Banyak orang mau lihat dan sponsor pasti senang. Jadi, besok harus mulai berolah raga.. Mensana in corporesano! 🙂