Dicari! Pengganti Ringback Tone

My name is Widi Asmoro.

Ringback Tone sebagai pengganti revenue dari penjualan CD dan penyelamat industri musik lima tahun belakangan nampaknya sudah mulai tiba waktunya untuk lengser. Lalu apakah kita sudah punya penggantinya?

Recording Industry Association of America  (RIAA) merilis sebuah grafik yang menggambarkan pemasukan dari berbagai jenis produk musik di Amerika. Ingat, lagi-lagi ini Amerika yang tidak bisa dipukul sama rata pada industri musik dunia. Namun ini bisa jadi peringatan dini untuk segera mengantisipasi gejala yang sedang terjadi.

Album dan single download perlahan namun pasti telah menggantikan sumber penghasilan dari penjualan CD fisik yang mulai memudar. Angka album dan single download naik tiap tahunnya dan jika kondisi ini terus terjaga dan didukung dengan kebijakan pemerintah untuk dapat memberangus download ilegal maka bukannya tidak mungkin pendapatan dari album dan single download semakin menjulang.

Pemasukan dari internet dan satelit radio perlahan namun pasti menunjukkan gejala positif untuk memberikan sumbangsihnya terhadap pemasukan di industri rekaman. Ini pun setelah pada tahun 2007 dilakukan negosiasi soal royalti yang harus dibayarkan para penyelenggara siaran online kepada pemilik hak rekaman.

Pemasukan dari download berlangganan seperti Rhapsody dan Zune tidak mengalami kenaikan malah cenderung datar saja selama dua tahun belakang. Kabarnya Zune yang dimiliki Microsoft inipun secara internal nasibnya sedang terombang-ambing. Rumor menyebutkan, Zune akan segera dihapus dan dilebur kedalam satu divisi hiburan.

Yang justru menyedihkan adalah sumber pemasukan dari mobile download seperti ringtone ataupun ringbacktone semakin melemah semenjak puncaknya di tahun 2007. Kondisi ini membuat industri musik Amerika kini fokus menggenjot pemasukan dari Album dan single download dan juga internet dan satelit radio.

Namun berbeda dengan Amerika, seperti dikutip dari detik.com 19 Januari 2011, seperti yang disampaikan petinggi Indosat Judy Natasatria Adhitianto, menargetkan pertumbuhan pengguna ring back tone hingga tujuh juta dari angka dua juta yang saat ini diklaim sebagai jumlah pengguna ring back tone Indosat atau i-Ring.

Meskipun kenyataannya, ring back tone yang ditawarkan ini tidak serta merta dibeli oleh para pecinta musik tanpa adanya program promosi. Berbagai macam kuis ditawarkan demi menggenjot aktivasi ring back tone. Atau program gratis pakai ring back tone selama satu minggu yang terkadang menjebak karena pengguna ring back tone tidak sadar telah melewati masa gratisnya dan sudah terpotong pulsanya. Belum lagi program promosi cuma-cuma ini terkadang memberikan ring back tone yang tidak disukai sehingga churn rate pun cukup signifikan.


Marulam Hutahuruk, General Manager Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI) melihat saatnya industri musik melihat pemasukan selain RBT. Contohnya dengan bekerjasama dengan perusahaan ponsel seperti yang pernah dilakukan Nexian yang bekerja sama untuk merilis album Slank Jurus Tandur yang langsung tersedia didalam ponselnya. “Inilah yang kemudian menjadi lahan baru bagi industri rekaman,” paparnya seperti yang dikutip dari kontan.co.id

2 Comments

  1. Pertanyaannya:

    Jasa online manakah di Indonesia yang bisa memampukan artis menjual karyanya secara sederhana?

    Karena saya lihat seperti MelOn itu terbatas pelanggan Telkomsel saja ya? Konsepnya bagus, tapi menutup sebagian besar pangsa pasar bukan?

    Cheers,

  2. Hi Mas Endy,
    Pertanyaan mas Endy ini lebih kepada penyedia jasa atau lebih kepada target pembeli?

    Klo penyedia jasa layanan musik secara online, saya rasa persyaratannya cukup mudah: punya lagu dan ada bukti yg menunjukkan kepemilikan lagu tersebut. Yang mungkin akan dilihat susah adalah bentuk bisnisnya: sharing revenue.

    Klo dilihat dari target pembeli. MelOn ini produknya Telkom meskipun didalam Telkom ada Telkomsel tetapi Telkomsel sejauh ini masih setia dengan langit musiknya. Tujuan Telkom membangun layanan ini demi ARPU (avarage revenue per user) nya naik. Dan kalau dilihat secara market share operator telekomunikasi, Telkom as a group, pegang porsi kue terbesar dibanding operator lainnya.

    Semoga mencerahkan! 🙂

Comments are closed.