Setelah vinyl, kaset, CD dan MP3 lalu apalagi format yang bakal menjadi medium untuk musik? Setelah industri musik terlambat mengantisipasi era digital musik dengan tidak berkolaborasi memanfaatkan MP3 sepuluh tahun lalu, nampaknya di tahun 2011 ini industri musik tidak mau lagi ketinggalan kereta. Melihat pertumbuhan yang pesat dari Apps Store milik Apple dan juga geliat Android Market dari Google serta Ovi Store milik Nokia, sudah menjadi keharusan bagi industri rekaman bekerja sama dengan para pengembang aplikasi untuk membuat suatu ‘music apps’ yang tidak dibebankan urusan legal yang rumit dan berbelit-belit.
Adalah Island DefJam, anak label perusahaan Universal Music, memulai langkah jitu bekerjasama dengan pengembang The Echo Nest untuk membuka selebar-lebarnya katalog lagu DefJam untuk dipakai dalam aplikasi yang menggunakan API (Application Platform Interface) dari Echo Nest. Kesepakatan ini diumumkan pada sebuah forum Digital Music Forume East tanggal 24 Februari 2011. “Ini langkah jitu Island DefJam untuk jadi major label pertama yang membuka pintu untuk sebuah ekosistem pengembang terbuka yang akan menarik minat para pengembang terbaik (untuk membuat music apps),” Jim Lucchese, CEO The Echo Nest.
Meskipun negosiasi antara DefJam dan EchoNest berlangsung selama kurang lebih satu tahun dan harus mendapat persetujuan dari pucuk pimpinan di Universal Music, DefJam yakin akan dapat untung besar dengan kesepakatan ini karena akan menarik minat para penggemar musik lebih banyak lagi. “Pengalam musik yang luar biasa untuk para penggemar musik melewati semua layar (TV, ponsel, komputer) adalah tujuan utama kami,” tandas Joh Vanhala, SVP Digital Island DefJam.
The Echo Nest bukanlah pemain baru dalam aplikasi musik. Dari situsnya: http://the.echonest.com/platform/showcase/ bisa dilihat aplikasi musik yang pernah dihasilkan menggunakan platform Echo Nest, salah satunya adalah Pocket Hipster. DefJam sendiri saat ini menaungin artis-artis seperti Justin Bieber, Rihanna, Kanye West dan juga Jennifer Lopez. Kerjasama ini bukan hanya akan menarik minat pengembang untuk memudahkan membuat aplikasi, melainkan juga akan menarik minat para Brand dan Advertiser untuk melakukan engagement kepada penggemar musik melalui music apps. Bukan tidak mungkin, aplikasi yang dihasilkan dari kolaborasi kedua perusahaan besar ini akan menjadi aplikasi musik yang mungkin saja hasil penjualannya dapat menggantikan pemasukan dari MP3.
“Music apps adalah format masa depan dari industri musik,” tandas Lucchese sekali lagi.