Dalam sebuah perbincangan reporter Detik dengan Arun Verma, Platform Evangelist dari Research in Motion, terkuak tiga hal penting yang jadi alasan kuat mengapa BlackBerry Messenger begitu digemari di Indonesia.
Yang pertama adalah fitur groups. Menurut saya ini masuk akal mengingat kultur bangsa Indonesia yang guyub dan bersosial tinggi. Tak heran fitur chatting berame-rame dalam satu grup ini menjadi salah satu yang penting menyokong kepopuleran BBM.
Kedua adalah fitur berbagi gambar lewat ‘display picture change’. Selain kultur yang guyub, orang Indonesia tidak pelit berbagi. Dan ini dijawab oleh BBM dengan fitur berbagi gambar dengan leluasa meskipun dengan resolusi yang tidak terlalu tinggi. Tapi yah ini atas nama berbagi dan mengesampingkan hal kualitas gambar yah sah-sah aja diminati.
Dan ketiga yang paling penting dari semuanya adalah ‘BIS’ alias paket data internet service blackberry internet service yang membandrol layanan chatting ini menjadi murah (malah terasa gratis) jika dibandingkan berkirim pesan lewat SMS. Tentu hal ini faktor mendasar sebetulnya di negara sedang berkembang Indonesia dimana masyarakatnya menggemari sesuatu yang (mungkin terasa) gratis.
Sebetulnya kalo saya boleh menambahkan hal yang menjadikan BBM digemari adalah… in the name of social status. Ketika semua temen-temen dekat sudah pakai dan lebih sering ngobrol di BBM dibandingkan pas arisan, rasanya kuper saja kalau nggak ikutan punya BlackBerry supaya bisa ngobrol di BBM.