Menjadi Lokal Pada Konten Musik

My name is Widi Asmoro.

Ralph Simon, salah satu panelis dalam konfrensi akbar Music Matters kemaren, berpendapat jika ingin musiknya dapat diterima di negara lain maka si artis harus berbesar hati untuk mau melokalisasikan lirik lagunya.  Ia mencontohkan Madonna yang tengah mempersiapkan lagu yang disulihbahasakan ke negara-negara yang menjadi targetnya, konon kabarnya Indonesia termasuk.

Ngomong-ngomong artis luar yang pernah melokalkan lagunya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, saya punya catatan sendiri. David Bowie dalam lagu “Don’t Let Me Down Down” meng-Indonesia dengan judul “Jangan Susahkan Hatiku”. Jebolan The Moffatts yang bikin band lagi bernama SAME SAME juga melokalisasikan lagu “Without You” dalam berbagai bahasa di Asia demi mendapatkan perhatian. Meskipun tidak sefrontal David Bowie yang menerjemahkan keseluruhan lagu, SAME SAME hanya mengambil part-part tertentu dan mengajak penyanyi lokal untuk nyanyi bersama. Kenny G juga pernah berduet ‘overdub’ dengan Glenn Fredly di lagu Januari. Belakangan Maher Zain merilis ulang “Insha Allah” setelah berduet dengan Fadly ‘Padi’.

Itu adalah contoh strategi marketing yang diterapkan di industri musik demi mendapatkan perhatian. Walaupun melokalkan lagunya bukan satu-satunya kunci sukses karena harus juga didukung dengan budget promosi untuk mengenalkan lagu baru ini. Pun saya melihat, rasa nasionalisme akan semakin besar dengan strategi demikian dan bukan tidak mungkin dapat melapangkan hati untuk membuka tempat bagi invasi musik asing dan artinya dapat mendongkrak angka penjualan lagu.

 

One Comment

Comments are closed.