WhatsApp!

Menjawab pertanyaan apakah gue anti-whatsapp? Jawabannya TIDAK. Gue menggunakan WhatsApp dan gue merasa nyaman dengan layanannya berkirim-kirim pesan dalam biaya yang murah. Tidak ada lagi cerita tagihan bulanan telpon 70% nya adalah biaya SMS. Karena buat gue, lebih enak untuk kirim pesan dibanding telpon. Belum lagi fasilitas group WhatsApp yang bikin gue ‘terhubung’ dengan komunitas gue. Kalau kirim SMS ke satu-satu nomer telpon kan biayanya lumayan juga, kalau pakai fasilitas group di WhatsApp gue gak mikir-mikir lagi. Malah group di WhatsApp ini ngebantu banget buat diskusiin bareng suatu rencana, karena lalu lintas Jakarta yang gak nyantey bikin susah untuk ngatur waktu ketemuan.

Lalu apakah beneran WhatsApp itu berbahaya karena dia men-scan contact list kita sehingga mereka bisa ‘profiling’? Kamu kayaknya paranoid yang berlebihan. Profiling acap dilakukan marketing bisa dari kebiasaan berbelanja, aktifitas kerja, dan sebagainya. Semua data-data itu sudah melayang di udara. Atau kalau gue pake jembatan keledai gue, gue menganalogikannya dengan Facebook. Facebook juga berbahaya kalau gitu karena tau semua data diri kita dari tanggal lahir, pekerjaan dan bisa juga cara belanja. Jadi siapapun sebenernya bisa melakukan profiling. Mungkin kamu sudah terlalu apatis, jadi apa-apa dibuat parno.

Bisa jadi bahaya kalau aplikasinya dapat mengirimkan pesan langsung tanpa permisi, atau aplikasinya tau-tau bisa instal sendiri. Indikasi kesitu rasanya terlalu mengada-ngada.

Nah dari pada ribet, buruan deh BREAK FREE! pake WhatsApp buat solusi berkirim pesan lintas merk ponsel yang biayanya lebih murah dibanding SMS.

Sekian.