My name is Widi Asmoro.

Cukup menarik menilik para pelaku industri musik Tanah Air belakangan ini untuk melihat arah industri musik ini akan kemana.

Sony Music Indonesia baru saja merekrut seorang mumpuni dalam bidang konten digital untuk menahkodai divisi bisnis digitalnya. Dialah mba Yvonne Tambunan yang telah hampir 10 tahun bekerja di Indosat di divisi Value Added Service. Saya kenal dengan dia orangnya baik dan selalu penuh senyum. Lalu Universal Music Indonesia baru-baru saja merekrut pak Bambang Arbiantoro (BA) dari operator XL untuk bertanggung jawab penuh di divisi digitalnya. Pak BA sebenarnya bukan orang baru di industri musik, sebelum bergabung di XL dialah yang mengenalkan saya dan mengajari saya pada bisnis konten digital sewaktu di Sony Music.

Saya melihat dengan adanya ‘wisudawan’ dari industri telekomunikasi ini akan semakin menjelaskan arah industri musik akan sangat bergantung pada operator telekomunikasi. Rasanya langkah ini cukup masuk akal, mengingat prestasi ringbacktone yang cukup signifikan menggantikan pemasukan revenue dari produk fisik. Belum lagi channel-channel basah yang belum tergarap serius dari internal telco ataupun belum terlihat oleh label masih menjanjikan. Contoh saja WAP Portal atau mobile portal yang niscaya akan menjadi one-stop-entertainment shopping yang nyaman bagi customer.

Dua content-provider yaitu Falcon (artis2nya adalah Black Out, mbah Surip, Ridho Rhoma) dan Redtree atau Seven Music (artis2nya Anang Syahrini, Anang Ashanty, SM*SH) berhasil mengawinkan musik dan teknologi yang dimiliki jaringan operator telco. Falcon adalah kombinasi orang media entertainment dan orang teknologi komunikasi sedangkan Redtree adalah kombinasi orang musik dan orang teknologi telekomunikasi.

Jaringan operator telco cukup pas menggantikan posisi distribusi fisik. Mereka memiliki sistem pembayaran lewat potong pulsa. Keberadaannya pun tersebar di seluruh provinsi Indonesia yang artinya jumlah customer atau member-nya pun sebenarnya sudah dapat diprediksikan. Dan yang menarik adalah para operator telco ini nggak tanggung-tanggung untuk belanja iklan demi mendagangkan jasanya dan juga konten musik dagangannya. Catatan penulis, bisnis utama operator telco bukanlah musik melainkan jasa telekomunikasi. Namun dengan adanya musik pada jasanya, ini akan mengikat para customer untuk tetap loyal memakai jasanya.

Jadi kalau hari gini masih ada label musik yang kekeh mau jualan produk fisik saja, saya nggak tau mau bilang apa.

 

***update (15/6/11): Warner Music Indonesia juga merekrut Hendra Tanusaputra, pernah bekerja di MTV Indonesia dan juga Esia.***

One Comment

Comments are closed.