Mitos Matinya Major Label

My name is Widi Asmoro.

Artikel Bob Lefsetz pagi ini cukup menarik. Judulnya ‘The Death of Major Label’ yang mengungkapkan kegagalan major label di era teknologi saat ini. Dulu major label cukup mendominasi karena punya kuasa atas jaringan distribusi produk-produknya. Dan menurut gue itu sahih benar. Gue ingat betul sewaktu Sony Music Indonesia mendirikan PT nya sendiri disini dan tidak lagi bergabung dengan Indosemar Sakti yang dilakukan Pak Tanto direktur Sony Music terdahulu adalah membangun jalur distribusi sendiri. Karena sebagus apapun materi produk yang akan keluar nanti tidak akan sukses jika tidak dapat didistribusikan ke penjuru Indonesia.

Tapi jaman berubah, distribusi tradisional sudah tidak lagi laku karena customer music sudah punya caranya sendiri mendapatkan musik. Tak perlu lagi repot-repot ke ritel-ritel untuk mendapatkan musik, cukup buka ponsel atau buka PC lalu akes internet kemudian search di Google dan dia akan mendapatkan musik yang dia mau.

Distribusi saat ini sudah dipegang oleh penyedia jasa telekomunikasi dan juga penyedia jasa internet. Lihat bagaimana Telkom grup berusaha membangun jalur distribusi musiknya karena mereka melihat aliran uang yang berpindah dari distribusi tradisional ke jalur teknologi yang dimilikinya. Ini adalah langkah tepat. Seperti yang gue pernah tuliskan http://widiasmoro.web.id/?p=974 bagaimana major label yang akhir-akhir ini mempekerjakan wisudawan dari perusahaan telekomunikasi dan ini jadi satu indikasi bahwa major label mau belajar. Dan mereka tidak akan mati!