Visualisasi 30 Tahun Industri Musik

My name is Widi Asmoro.

industri musik 30 tahun

Sebelum terlalu naif menghakimi industri musik terutama isu saat ini yaitu Ringback-tone, ada baiknya kita mencermati apa yang terjadi di industri ini dalam 30 tahun kebelakang.

Chart diatas menggambarkan revenue bisnis yang dihasilkan dari medium-medium yang digunakan sebagai roda bagi bisnis musik. Ada Vinyl single, 8 track, Kaset, CD hingga ke format berlangganan baik via mobile ataupun kepada satu layanan semacam Spotify. Data-datanya diolah dari data yang diberikan RIAA (Recording Industry Association of America), jadi tolong berikan kemungkinan dispute kalau data ini hanya untuk market Amerika saja.

Kesimpulan, di tahun 2010 penjualan CD atau fisik masih tetap bisa ada meskipun tak lagi dominan. Pasalnya format-format baru telah hadir dan diterima market sebagai medium yang ‘mudah’ untuk menikmati musik. Kehadiran download single melonjak sejak tahun 2003, namun kemampuan market untuk membeli CD single perlahan pudar di tahun 2008. Meskipun begitu, market masih membeli CD album penuh hingga saat ini. Chart ini juga seakan menunjukkan penurunan terhadap konsumsi musik menggunakan perangkat bergerak (mobile) dan peningkatan terhadap download music video.

Jadi, kembali lagi ke market yaitu para pengkonsumsi musik. Melihat penurunan konsumsi pada perangkat bergerak (mobile) bisa diakibatkan banyak faktor. Saya pernah mengulasnya disini . Terutama untuk market Amerika sendiri yang lebih mature dan juga banyaknya pilihan untuk mendapatkan musik yang legal. Terciptanya sebuah ekosistem baru untuk bisnis musik sangat penting sekali. Maka peranan penyedia teknologi, pengembang, pemilik content dan juga fans musik sebagai konsumen menjadi hal yang mutlak untuk sebuah solusi baru di era digital.