Muchlas Adi Putra, penyanyi era ’80-an yang merintis karir di dunia hiburan sampai terkenal, punya rumah di Kelapa Gading dan mobil sedan, kini hidup sederhana di Probolinggo.
Buat kita generasi TV dekoder dan MTV mungkin tidak mengenal sosok Muchlas Adi Putra yang pada jamannya sering tampil di acara TVRI, Aneka Ria Safari. Mengawali karirnya di blantika hiburan tanah air setelah putus SMA di Probolonggo dengan nekat hijrah ke Jakarta mencoba peruntungan. Pertemuan dengan Sonny Josz dan produser rekaman Cipto Records, Sutjipto DJ, mengubah nasibnya dari pengamen menjadi seleb terkenal. Lewat lagu seperti ‘Tebak Tebak Buah Manggis’, ‘Rambut Hitam Kepang Dua’ dan ‘Fatime Si Jantung Hati’ ia berhasil naik daun. Penghasilannya bisa mencapai Rp. 5 juta/hari pada jamannya, bisa memiliki rumah gedongan dan mobil mewah.
Agar tau juga seperti apa lagunya, ini adalah tayangan penampilan Muchlas dari Aneka Ria Safari yang diupload di YouTube.
Namun apa daya madu dunia itu manis sekaligus beracun jika terlena terlalu lama. Kehidupan mewah tidak diimbangi dengan pengetahuan manajemen keuangan mengakibatkan ia jatuh ke titik nol lagi. Kini ia hidup di Probolinggo di rumah petak warisan neneknya dan bergantung pada penghasilan kalau lagi ada hajatan warga sekitar.
Kisah Muchlas Adi Putra ini dituangkan dalam artikel berseri di Harian Surya mulai tanggal 19 Januari 2012. Foto dari mas Dodo Hawe, editor foto Harian Surya Surabaya yang bisa disimak portofolionya disini http://dodohawe.wordpress.com/.
Subahanalloh, memang itulah kehidupan, tidak bisa kita pungkiri ketika kita harus jatuh dan bangun,..untuk kehidupan muklas adi putra aku sangat terharu, dan ikut prihatin, yang jadi pertanyaanku ” mengapa bisa jadi begini ? padahal aku suka lagu-lagunya, mulai dari Vol. I sampai Vol. dangdutnya,…subahanalloh,.klo aku boleh aku minta alamat Muklas Adi Putra yang di probolinggo kirimkan ke email > ars_kang@yahoo.com. Trimas
Kasihan Muchlas Adi Putra mudah mudah-mudahan ada hikmahnya dan mendapatkan rezeki yang barokah dari Allah SWT
Secara lahir, memang sepertinya kasihan. sepertinya sengsara. tapi dari sisi batin, barangkali Muchlas Ade Putra lebih bahagia dalam keadaan sederhana.