Tahun 2012 adalah tahunnya Naga Air menurut perhitungan kalender Cina, tahun yang katanya penuh keberuntungan sekaligus ketidakpastian. Bagaimana peruntungan bisnis musik tahun ini?
Menurut kalender astrologi Cina, 2012 kalender Masehi atau 4709 kalender Cina adalah Tahun Naga Air . Naga adalah simbol dari dominasi dan ambisi. Naga digambarkan misterius dan selalu ditutupi kabut. Naga lebih menyukai hidup atas aturannya sendiri dan bakalan sukses membuktikannya. Berani melakukan apa pun dengan sepenuh hati dan berani mengambil resiko. Sayangnya, Naga selalu merasa ingin lagi dan lagi dan ini menjadikan Naga selalu merasa tidak puas.
Jika kita mencoba melihat bagaimana bisnis musik di tahun Naga ini, secara logis, di Indonesia sendiri ada opportunity.
Dalam sebuah wawancara Mari Elka Pangestu ( 冯慧兰), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dengan CNBC Asia, beliau menargetkan industri kreatif Indonesia termasuk musik akan memberikan kontribusi sebesar 11% terhadap GDP. Ini artinya kenaikan target lebih tinggi hampir separuh GDP tahun lalu yang mencapai 7%. Daerah seperti Bandung dan Bali telah dikenal sebagai pusat kreatif dan pemerintah akan mendorong danberperan sebagai katalisator bagi daerah-daerah lainnya juga.
“Pada sektor agraria dibutuhkan tanah, sektor industri memerlukan banyak pabrik. Namun dengan ekonomi kreatif yang dibutuhkan adalah manusia dan menjaga apa yang dimiliki sekarang seperti kebudayaan, warisan leluhur dan tradisi. Tinggal bagaimana kita merawat kekayaan tersebut sembari juga mengembangkannya,” tegas beliau.
Negeri Indonesia yang dikenal sebagai pengguna Facebook dan Twitter terbesar didunia memiliki modal untuk unggul di dengan ekonomi kreatif. Emarketer.com memprediksikan pertumbuhan positif pada social-commerce yang mana tak lain adalah Facebook. Pengguna sosial media ini akan makin tidak ragu lagi membelanjakan uangnya lewat situs jejaring sosial media.
Tantangannya adalah Indonesia masih dihadapkan oleh problem pencurian Hak Kekayaan Intelektual, terutama di internet. Perlindungan terhadap hak ini meskipun sudah di-undang-undang-kan namun kenyataannya prakteknya masih belum tampak nyata. Alhasil, penurunan produk fisik seperti CD dan kaset pada musik akan terus terjadi selama produk subtitusi yang gratis (dan ilegal) masih ada di pasaran. Dengan ring-backtone sendiri sudah mencapai tingkat mature nya untuk segi bisnis model. Personalisasi musik harus dibawa ketingkat lain, dalam hal ini gue percaya mobile-apps yang mampu menggantikannya.
Peran teknologi sekali lagi dapat menyelamatkan musik. Para investor dan juga perusahaan layanan musik masih menunggu kiat pemerintah terutama dalam penyempurnaan jaringan telekomunikasi. Meskipun penetrasi internet di Indonesia sangat tinggi dan diprediksikan akan meningkat lagi tahun ini, namun masih terfokus pada daerah-daerah kota besar. Streaming music dan cloud storage membutuhkan komponen ini agar user experience nya tidak mengecewakan.
Ketidakpastian iklim politik di Indonesia sedikit berpengaruh terhadap musik. Yang bisa diambil dari sini adalah akan banyak parpol atau tokoh politik butuh daya tarik dan salah satunya menggunakan musik sebagai alat untuk engage kepada masyarakat luas.
Sembari menunggu bisnis model untuk musik yang tepat dan the next technology, fenomena munculnya banyak boy-band dan girl-band di tanah air mengindikasikan keyakinan untuk investasi musik. Disini musik tak lagi soal jualan CD atau Kaset atau Ringback-tone.
Nadia Yustina, veteran industri musik Tanah Air berpendapat, “Musisi harus dikemas oleh sebuah tim seolah-olah mereka adalah produk. Produk yg dijual untuk entertainment industry.”
Musik sudah menjadi jingle yang membungkus boy-band dan girl-band itu menjadi sebuah produk hiburan. Hal senada juga diungkapkan oleh Wawan Aec, petinggi Seven Music, “Lagu sudah jadi jingle untuk mengenalkan artis yang berupa produknya.”
Artis musisi yang ganteng dan cantik dan gak peduli lagunya bagus apa nggak yang penting catchy akan terus diminati. Kenyataan yang pahit memang tapi itulah industri. Dari grup atau artis tadi akan dikenal luas dan kemudian akan diminati brand dan jadi bintang iklan. Atau bisa juga membintangi film layar lebar ataupun sinetron. Jadi skill bermusik aja belum cukup. Sayangnya ganteng dan cantik itu bukan skill tapi anugrah.. halah!
Bukan berarti yang mengandalkan skill saja tidak punya tempat, harus punya strategi. Obscurity adalah momok musisi kebanyakan sekarang. Cara yang keluar dari lingkaran obscurity ini adalah bersosialisasi dan aktif mengenalkan musik.
Tahun Naga diprediksi banyak ketidakpastian tetapi yang pasti adalah semua orang pasti suka sama musik.
One Comment
Comments are closed.