Music Like Water, Agree or Disagree?

My name is Widi Asmoro.

Konsep “Music Like Water” yang dipopulerkan oleh David Kusek dan Gerd Leonhard, pengajar dan konsultan di bisnis musik, dipandang sebagai suatu yang menurunkan nilai dari musik. Perdebatan yang tidak setuju dengan mencuat dan menarik untuk ditelaah lebih dalam lagi setelah gue membaca sebuah posting disini.

Konsep musik seperti air ini adalah memandang musik dapat ditransformasikan ke dalam bermacam bentuk karena sifatnya liquid/cair. Misalkan, kita terbiasa menikmati musik lewat CD padahal musik juga dapat dinikmati lewat udara bebas, lewat internet, lewat berbagai medium yang komersialisasi bisnisnya bisa diperhitungkan nantinya. Konsep yang sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat akan memungkinkan proses adopsi dari bisnis model untuk sebuah solusi yang win-win.

Gavin Castleton, pemusik asal Amrik, menentang konsep ini dengan menyampaikan beberapa hal terutama keterkaitan musik dan air yang ia setarakan dalam 6 hal, yaitu:

1. Air dibutuhkan untuk hidup

2. Air digunakan sehari-hari

3. Air gratis, setidaknya bagi anak muda dan orang-orang yang tak memiliki rumah

4. Air bisa didapat dengan diminta

5. Air diberikan melimpah

6. dan tentang kemurniannya.

Ia setuju dengan 2 hal pertama tetapi sebagai artis, 4 hal lainnya ia merasa itu akan mengancam nilai-nilai dari musik.

Menurut gue bukan begitu. Musik tetap bernilai bagi semua penyukanya. Kenyataan yang ada sekarang adalah penurunan revenue musik dari produk fisik bukan hanya akibat dari pelanggaran hak cipta, tetapi yah banyak anak muda sekarang sudah tidak lagi menginginkan CD. Musik dalam format digital dirasa sangat memudahkan mereka untuk mengkonsumsinya. Harga dan cara memperolehnya pun dirasa sangat cukup dekat dengan kantong mereka. Think our costumer first! Bila dirasa model bisnis yang dijalankan oleh Spotify atau layanan streaming lainnya dirasa kurang fair, berarti ada yang salah disini. Gue melihat apapun model bisnisnya, untuk start-up artist mereka butuh waktu panjang untuk meraih revenue yang besar. CD atau ringbacktone atau ala-carte atau you-named-it bentuk bisnisnya, tidak ada yang dapat menjamin loe langsung kaya dari bermusik. It needs a process to grab it.

Pada intinya semuanya akan kembali ke prinsip kalau musik untuk semua, don’t let your music stop entertain the world!