Ngobrol Singkat Dengan Singapore Music Society

My name is Widi Asmoro.

Hadirnya sebuah perhimpunan yang memiliki kepentingan dan juga tujuan yang sama memang perlu apalagi ditengah tidak menentunya industri musik saat ini. Kehadiran sebuah perhimpunan yang berisikan artis, manager, event organizer, atau siapapun yang bergerak di industri musik dan hiburan sangatlah berarti.

Gue mencoba menilik langsung Singapore Music Society (SGMUSO) yang hari ini baru diresmikan di pembukaan Music Matters 2012. Berbincang dengan Aarika Lee dan Kevin Lester, anggota perhimpunan SGMUSO ini yang juga merupakan artis personel grup musik Sixx. Kevin memaparkan dengan adanya perhimpunan ini maka ia sebagai artis merasa terlindungi. Meskipun luas wilayah Singapura yang tidak seluas Indonesia, terkadang tiap artis ataupun manager jalan sendiri-sendiri. Ini dikhawatirkan akan merusak industri musik yang coba terus dibangun di Singapura.

Singapore Music Society memiliki Presiden yaitu Graham Perkins yang berpengalaman di MTV, Adobe dan juga Apple. Dengan dibantu koordinator Nooraini Yunos, SGMUSO telah berafiliasi dengan label indie di Singapura seperti KittyWuRecords, Slate Entertainment dan juga menejemen artis seperti Bedsty Group.

Tidak seperti Indonesia yang kehadiran label-label independen seakan menjadi ancaman label lainnya. Perang dingin ini menyebabkan kemajuan di pergulatan musik bawah tanah saat ini semakin lambat. Diperparah lagi dengan kondisi geografis Indonesia yang banyak dihadang laut dan gunung. Padahal animo publik pecinta musik Indonesia terhadap artis-artis non-mainstream terbilang cukup tinggi dan ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar. Jadinya, artis-artis yang diasuh kapital yang besar biasanya yang selalu jadi pemenang untuk merasuk ke daerah. Dan lainnya bisanya misuh-misuh di Twitter tanpa solusi nyata mau bikin apa. Padahal satu sama lain bisa dapat saling melengkapi.

Mudah-mudahan kita bisa belajar dari tetangga kita Singapura. Aarika menyebutkan bahwa band mereka pernah berkolaborasi dengan Maliq & D’essentials dan membuka diri untuk berkolaborasi lagi dengan artis-artis Indonesia lainnya. Karena menurutnya, dengan kolaborasi-kolaborasi semacam itulah memungkinkan dirinya untuk ditemukan kembali dengan penggemar-penggemar baru. Bukan tidak mungkin saling bertukar penggemar.

Yuk mari kita berkumpul, mungkin starting pointnya buat yang minat atau setuju ide terbentuknya perhimpunan musik Indonesia boleh lah tinggalkan pesan di komentar box di bawah ini, atau email saja ke saya: asmoro_w@yahoo.com.

5 Comments

  1. indonesia bukannya juga punya INDONESIAN MUSIC SOCIETY (IMS), punya cabang di 21 KOTA Indonesia,,,

Comments are closed.