Banyak orang melihat industri musik Indonesia semakin terpuruk pasca RBT Black Out yang nyaris berlangsung satu tahun lamanya. Ditengah mencari solusinya, Persatuan Artis Penyanyi Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI) mengajak Presiden Republik Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono menjadi Ketua Dewan Pembina organisasi yang saat ini dipimpin oleh Tantowi Yahya. Dikutip dari detik.com, juru bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menjelaskan pemilihan ini untuk memberi perlindungan hak atas karya cipta para pencipta lagu di Indonesia.
Di lain kisah, minggu lalu vokalis band Peterpan (sekarang band tersebut bernama Noah), Ariel, dibebaskan dari rumah tahanan. Pembebasan Ariel ini diikuti dengan dirilisnya single berjudul Separuh Aku. Media infotainment mengangkat kebebasan Ariel ini merupakan titik cerah bagi industri musik Indonesia dan digadang-gadang bisa menjadi penyelamat industri musik.
Ketika membaca dua hal diatas, gue agak berkerut, uhm… lebih tepatnya kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Pertama, Presiden sebagai kepala negara Indonesia harusnya tanpa perlu diangkat menjadi Ketua Dewan Pembina bisa melindungi budaya (musik) dan juga ekonomi kreatif yang ada didalamnya. Dan permasalahannya bukan untuk menghapus pembajakan, tetapi hukum atau undang-undang mengenai copyright yang ada saat ini tidak relevan lagi terhadap jaman. Blokir dan aksi sweeping hanya akan memakan biaya tambahan. Karena yang punya lapak bajakan adalah pengusaha juga dan usaha mereka dilegalkan dengan adanya ijin usaha berjualan, meski barang jualannya ternyata ilegal. Yang menurut gue pantas dilakukan adalah Presiden memberikan kebijakan kepada industri musik untuk bermitra dengan partner teknologi untuk berinovasi menghadirkan solusi distribusi musik.
Kedua, Ariel juga seorang musisi yang mungkin saja menggantungkan harapan pada labelnya, Musica Studios, untuk kembali lagi sukses setelah dua tahun nyaris vakum. Mungkin jika diambil contoh kasus kesuksesan Adele yang mampu mendorong lalu-lintas orang untuk pergi ke toko CD/Kaset berkat lagu galaunya, Someone Like You, rasanya terlalu naif. Lihat deh toko CD/Kaset di Indonesia banyak yang sudah berguguran, dituker dengan hadirnya lapak bajakan. Yah mungkin jika labelnya kemudian bekerjasama pada lapak-lapak ini sebagai jalur distribusi yang resmi, bisa jadi lain cerita. Tapi kan.. gitu deh..
Kehadiran sebuah platform distribusi musik di Indonesia yang dapat terbukti memberikan kontribusi kapital terhadap industri musik merupakan yang saat ini sedang dicari. Gue lihat sudah banyak yang mulai hadir namun masih perlu waktu untuk membuktikan bahwa platform mereka bisa meraih sukses.
Mengutip David Guetta pada sebuah interview di Midem, “Saat ini, berkat teknologi tiap artis bisa dengan mudah merekam karyanya dengan perangkat yang murah seperti laptop. Artis juga dapat mendistribusikan karyanya secara cepat berkat hadirnya social media. Buat gue, musik tidak sedang sakit justru sedang berada di puncak kejayaannya. “
One Comment
Comments are closed.