Hal diatas diungkapkan oleh Rachmad Husnianto, Direktur Keuangan PT. Warner Music Indonesia seperti yang dikutip dari Neraca.co.id. Beliau menilai pemerintah harusnya bisa lebih tanggap dan memberikan apresiasi yang lebih lagi kepada industri musik Indonesia. Potensi Indonesia sangatlah besar atas keragaman budaya dan seninya. Belum lagi masih banyak konten musik yang belum tergarap maksimal. Andaikan saja pemerintah mampu setidaknya menekan pembajakan hingga 50%, beliau merasa industri musik sudah sangat terbantu untuk menghasilkan keuntungan dan bernapas lebih lega.
Pemerintah Indonesia saat ini memang telah melakukan banyak upaya represif untuk menekan pembajakan. Dari Kementrian Komunikasi dan Informatika telah melakukan blokir terhadap situs yang menyediakan konten-konten musik secara ilegal. Dari Dirjen HAKI juga terus melakukan razia-razia ke pusat perbelanjaan yang menyediakan produk bajakan dan memberikan penghargaan terhadap pusat perbelanjaan yang mampu menjaga keaslian barang-barang yang dijajakan di tempatnya.
Upaya yang masih harus menempuh jalan panjang, terjal dan berliku. Sementara teknologi terus berkembang maju dan menuntut penyesuaian terhadap peraturan hak cipta yang ada. Aksi kriminal mencurangi sistem dengan membajak karya kreatif pun semakin canggih. Akhirannya, produk CD yang dihasilkan oleh label saat ini hanya bisa menjadi marketing tools untuk mendongkrak popularitas si musisi. Sementara musisi harus bekerja lebih keras lagi dengan menyambangi kota ke kota, panggung ke panggung untuk mendapatkan uang atas karya musiknya.
One Comment
Comments are closed.