Maraknya kehadiran toko musik digital di seluruh dunia dan juga Indonesia semakin membuat penasaran bagaimana caranya menjual musik ke digital music store tersebut.
Digital music store atau toko musik digital seperti iTunes, Spotify, Deezer ataupun Nokia Music membantu para musisi mendistribusikan karyanya secara digital. Sayangnya kebanyakan dari mereka enggan berurusan langsung dengan masing-masing musisi karena kompleksnya urusan lisensi dan publishing. Untuk itu, digital music store tersebut memilih untuk berhubungan dengan label musik dan juga aggregator musik.
Apa bedanya antara label musik dan aggregator musik?
Label musik adalah perusahaan rekaman yang bertanggung jawab menemukan, membentuk dan memasarkan artis ke khalayak luas. Banyak musisi memilih untuk masuk label musik demi mendapatkan investasi modal untuk rekaman dan menjadi terkenal. Namun ada juga yang menghindarinya dengan alas an tidak mau terikat kontrak 360 model atau alasan lain seperti ingin idealisme nya terus terjaga dan tidak mau dikontrol. Maka itu hadirlah yang namanya aggregator musik yaitu sebuah perusahaan yang berfokus untuk mendistribusikan lagu ke toko musik digital. Kebanyakan dari aggregator musik tidak campur tangan diurusan internal musisi maupun musikal, mereka hanyalah mendistribusikan saja.
Ada beberapa tips bagaimana memasukkan lagu ke layanan musik baik melalui label musik ataupun aggretor. Tips ini berdasarkan pengalaman gue dengan band indie Everybody Loves Irene yang sejak tahun 2005 sudah memasarkan lagunya lewat iTunes, Amazon MP3, MySpace Music dan sebagainya.
Tips #1 Content is The King. Semua toko musik digital memiliki aturan-aturan tersendiri tentang konten lagu yang mereka terima dan yang mereka sediakan di toko mereka. Tetapi gue menemukan ada sedikit kesamaan. Untuk content atau lagu yang ingin kamu jual melalui toko musik digital ini haruslah disiapkan dalam format WAV, 44.1 Khz, Stereo, 16 bit. Siapkan juga hires cover artwork dari sampul album kamu dalam dimensi proposional. Judul lagu dan nama artis juga harus jelas. Ini biasanya disebut sebagai metadata. Otomatisasi di sistem yang ada pada kebanyakan digital music store ini bergantung pada metadata yang kamu berikan.
Tips #2 Best Partner Wins. Pilihan antara mendistribusikan lewat label musik atau aggregator bisa menjadi dilemma. Antar label musik ataupun antar aggregator musik juga memiliki penawaran yang berbeda-beda. Loe musti jeli untuk memilih mana diantara mereka yang paling profesional dan cocok menjadi mitra kerja. Hal yang jelas seperti reputasi, pengalaman dan tim yang dapat dipercaya menjadi modal untuk memilih rekan kerja terbaik.
Tips #3 Rule of The Game. Setelah menemukan rekan yang dirasa cocok, saatnya menelaah kontrak kerjasama yang mereka tawarkan. Kontrak kerja ini bisa merupakan business model yang diterapkan untuk bagi hasil atas jasanya mendistribusikan lagu kamu ke digital music store tadi. Label musik atau aggregator musik biasanya menawarkan skema bagi hasil berdasarkan harga jual per lagu. Mereka akan mengambil potongan setelah pendapatan yang telah diambil oleh digital music store. Contohnya: misalkan harga jual lagu kamu di digital music store A seharga Rp. 10,000.- maka digital music store akan mengambil beberapa persen jika lagu kamu terjual. Gue ambil contoh misalkan digital music store tadi mengambil bagian 50%. Sisa Rp. 5,000.- tersebut merupakan hasil yang didapat oleh kamu dan juga partner kamu. Lalu sebelum kamu mendapatkan hak kamu, partner kamu tadi akan mengambil bagiannya sesuai dengan kesepakatan kerja yang telah ditandatangani. Let’s say partner kamu mengambil bagian 50% yang artinya kamu akan mendapatkan Rp. 2.500,- atas lagu kamu. Angka-angka gue ini belum termasuk potongan pajak, potongan jasa pembayaran dan potongan lainnya yang mungkin ada (ingat, saat loe masuk ke ranah digital artinya ini pasar global).
Loe harus sangat teliti dan berhati-hati disini. Mintalah pendapat dari orang yang telah berpengalaman dalam soal pemasaran musik secara digital. Apalagi mengingat model bisnis yang ditawarkan akan sangat pelik, contohnya ada partner yang tidak akan mengambil bagian dari hasil penjualan lagu, artinya kamu akan mendapatkan seluruh royalty lagu dari digital music store namun dengan syarat. Loe harus paham betul persyaratan yang diberikan tersebut.
Tips #4 Help your fans to discover. Setelah lagu loe berhasil masuk ke digital music store, saatnya loe memasarkannya. No gain without pain. Meskipun sudah ada di digital music store bukan berarti kerja kamu sudah berhenti. Kreatiflah dalam membuat fans musik loe menemukan dengan mudah lagu loe di digital music store tadi. Carilah fans-fans baru dengan membuat lagu loe sejajar atau diidentikkan dengan lagu dari musisi yang sudah terkenal.
Tips #5 Keep your eyes open. Teruslah monitor performa lagu-lagu loe di digital music store. Meskipun loe sudah punya partner namun ingat, tugas mereka hanya mendistribusikan, tetap loe yang bertanggung jawab atas lagu loe dan hidup loe. Monitor terus pendapatan loe lewat tools yang diberikan oleh partner loe. Be proactive untuk menanyakan apa yang dapat dibantu untuk meningkatkan pendapatan dari jualan lagu loe.
Mudah-mudahan kelima tips tentang bagaimana caranya menjual musik ke digital music store tersebut tadi dapat membantu loe untuk menjadi musisi yang sukses dengan digital mindset. Silahkan juga dilihat halaman Direktori di blog Music Enthusiast ini untuk menemukan partner sejati kamu. Semoga sukses!
Segera Sign Up di disini: gak bakal rugi deh..! dapat kesempatan distribusi lagu ke seluruh dunia..!
http://bandkamu.com/
dan ini link kontrak distribusinya silahkan di baca, atau hubungi: 083898008008
https://docs.google.com/open?id=0BwOD9OWf0CsUSGktV1k1WWhaaVE
pgn bgt lagu2 mentah bikinan gw bisa direkam dgn baik..modal musti kenceng neh.he
Terima kasih tips-nya