Layanan musik berbasis streaming, Spotify, akan segera beroperasi di Asia dengan Singapura sebagai negara pertama yang dapat secara resmi mencicipi layanan ini. Seperti yang dikabarkan Technisia, paling cepat minggu ke 3 April layanan Spotify ini akan dibuka di Singapura menyusul 20 negara yang sudah lebih dahulu menikmati layanan ini.
Spotify adalah layanan musik streaming on-demand asal Swedia yang memiliki katalog 20 juta lagu. Selain streaming, layanan juga menyediakan fasilitas untuk mendownload lagu. Pengguna dapat mengakses lagu-lagu didalamnya dengan gratis lewat PC namun akan terekspos oleh iklan. Spotify memberikan pilihan bagi penggunanya untuk meningkatkan keanggotaan untuk mendapatkan layanan premium yang bebas iklan dengan merogoh kocek sekitar US$5. Dan untuk dapat mengaksesnya lewat ponsel, pengguna harus merogoh kocek sekitar $10.
Penghasilan industri musik yang diterima dari layanan berbasis streaming cukup signifikan. Laporan IFPI mencatatkan layanan resmi seperti Spotify ataupun Deezer dapat meminimalisir dampak negatif dari pembajakan digital. Sebagai contoh di negara asalnya yaitu Swedia, pendapatan industri musik dari ranah digital mencapai angka 59%. Dengan rincian 9% adalah income dari digital download dan 91% dari berlangganan paket streaming, membuat Swedia menjadi negara dengan prosentase tertinggi untuk streaming.
Kabarnya, pengguna Spotify saat ini 24 juta diseluruh dunia yang 6 juta diantaranya mengaktifkan layanan premium. Ada sekitar 26 negara (tidak termasuk Singapura) yang sudah dapat merasakan streaming lewat Spotify. Singapura akan menjadi negara Asia pertama setelah tahun lalu Spotify diluncurkan di Australia dan Selandia Baru. Menurut informasi yang gue terima, setelah Singapura kemungkinan besar Malaysia yang akan dapat menikmati layanan ini.
Nampaknya Indonesia masih harus menunggu lebih lama untuk dapat merasakan Spotify. Dengan ambisinya untuk memuaskan pemodal dengan mengakusisi lebih banyak lagi pengguna, Indonesia pastinya masuk dalam jajaran negara berikutnya untuk diakusisi. Mengingat populasi Indonesia dan tingkat penetrasi internetnya. Namun mereka dihadapkan tantangan untuk edukasi layanannya untuk berhasil.