PAPPRI atau Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu dan Pemusik Republik Indonesia dapatkah menjadi harapan baru bagi industri musik terutama musisi Indonesia?
PAPPRI yang terbentuk sejak 18 Juni 1986 telah memiliki kepengurusan yang baru dan telah dilantik oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu Mari Elka Pangestu pada 7 Mei 2012 berarti sudah berjalan nyaris satu tahun kepengurusan baru bergulir. Di periode ini PAPPRI diketuai oleh Tantowi Yahya yang menggantikan Dharma Oratmangun yang menjabat pada periode 2007-2011. Berikut ini adalah daftar kepengurusan PAPPRI periode 2012-2017:
Pengurus DPP – PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia) periode 2012-2017
Ketua Umum: Tantowi Yahya
Sekretaris Jenderal: Johnny W.Maukar
Sekretaris: Erens F.Mangalo, Mila Rosa
Bendahara Umum: Anna Mantovani SunindarBidang Organisasi & Keanggotaan:
Husain Audah (Ketua), Irbayana Oratmangun, Dadang M. Rais, Wawan Soewarjo, La Ode Najim, Nick Sair de K, Vanda Hutagalung.
Bidang Hubungan Industri:
Rahayu Kertawiguna (Ketua) Rummy Azies, Freddy Sasa, Julianus Nusye.M
Bidang Program:
Yovie Widianto (Ketua), Dharma Nababan, Nina Tamam, Tengku Shafick
Bidang Hubungan Pemerintah/Lembaga Negara:
Dwiki Dharmawan (Ketua), Mohamad Kadri SH, Tesza Dewayanni Tamam Putri.
Bidang Hubungan Luar Negeri:
Lia Suntoso (Ketua), Elsa Sigar, Lintang Paramitasari P.Wibowo, Aden Bahri Jr, Asri Dewi Lestari, Abraham Franky Izaak Lebelauw.
Bidang Humas dan Media:
Tika Bisono (Ketua), Haryo Ridwanto Harsono, Arey Arifin, Ribut Cahyono, Dea Mirela, Irish Riswoyo, Andre J.O Sumual.
Bidang Teknologi dan Informatika:
Katon Bagaskara (Ketua), Andy Ayunir, Danny Wirianto
Bidang Hukum:
Prof.Dr. Agus Sardjono, SH,LLM (Ketua), Dr.Edmon Makarim, SH, LLM, Tony Wenas SH, Once Mekel SH, Helmi B.Archan
Bidang Kesejahteraan Sosial:
Ermy Kulit (Ketua), Widya Kristianti, Ayu Soraya, Titiek Pranstiti Van Houten, Ageng Kiwi.
Bidang Apresiasi dan Pengembangan Musik Tradisi:
Iga Mawarni (Ketua), Sundari Soekotjo, Dina Mariana HS, Inggrid Wijanarko, Djoko Badjank, Ria Warna.
Beberapa minggu lalu, demi memperkuat geliat PAPPRI, Ayu Soraya dilantik sebagai Ketua DPD PAPPRI DKI Jakarta. Artinya, Ayu Soraya menggantikan posisi Rahayu Kertawiguna yang tak lain adalah bos Nagaswara Records yang sempat dilantik sebagai Ketua PAPPRI DPD DKI Jakarta pada 5 Desember 2011.
Jika dipelajari dari susunan kepengurusan diatas, banyak nama-nama populer yang mengisi posisi-posisi strategis. Sebutlah Rahayu Kertawiguna yang dipengurusan periode ini menjabat sebagai Ketua Bidang Hubungan Industri. Selain sebagai CEO Nagaswara, beliau juga aktif di kepengurusan Asosiasi Penerbit Musik Indonesia (APMINDO).
Di bidang Program, nama-nama musisi kampiun ada disini seperti Yovie dan Nina Tamam. Untuk hubungan dengan pemerintah dan lembaga negara, nama Dwiki Dharmawan memang paling tepat memimpin bidang ini. Gue selalu mendengar kepiawaiannya menembus sponsorship dari Pemerintah untuk membawa kesenian Indonesia tampil di pentas luar negeri.
Untuk bidang hubungan luar negeri, nama Lia Suntoso yang merupakan istri dari James F Sundah ini merupakan pengacara di bidang keimigrasian untuk tingal di Amerika Serikat dan Asri Dewi Lestari yang tak lain adalah anak dari Sam Bimbo sangatlah pas. Di bidang Humas atau public relation terdapat dua nama awak media yaitu Arey Arifin dan Andre “Opa” J.O Sumual.
Sebagai Ketua PAPPRI, Tantowi Yahya menghadapi tantangan yang besar untuk mencegah pembajakan terutama ilegal download. Menurut gue pilihan Tantowi Yahya memilih orang untuk menelaah bidang teknologi dan Informatika memang tepat dipasrahkan ke Andy Ayunir dan Danny Wirianto yang tak lain adalah entreprenuer yang punya pengalaman mumpuni di industri IT.
Banyak optimisme dari kepengurusan PAPPRI yang baru ini. Jika mencontoh pada industri musik yang ada di Amerika Serikat, para pencipta lagu juga dinaungi oleh lembaga ASCAP. Mereka yang akan berjuang disisi kebijakan perundang-undangan untuk melindungi hak-hak pemilik karya kreatif. Sebagai musisi Indonesia seharusnya kita tidak boleh tidak peduli dengan keberadaan PAPPRI. Kepada mereka kita menggantungkan perlindungan karya cipta untuk diperjuangkan menjadi sebuah aturan yang tegas.
Sayang, website PAPPRI yang seharusnya ada di http://www.pappri.org ini masih under maintenance. Padahal jika ada, kita dapat yakin dan mendukung program-program kegiatan yang dijanjikan dalam website tersebut. Dan PAPPRI bukan hanya menjadi berita media infotainment yang timbul tenggelam dalam sekejap.
foto: situs Kementrian Pariwisata dan Perindustrian Ekonomi Kreatif