Survive di industri musik perlu menanggalkan idealisme. Oke, loe boleh nggak setuju dengan kalimat barusan. Namun kenyataannya memang tak selamanya keadaan bakal berjalan seideal apa yang kita mau. Harus dapat mengendurkan ego untuk dapat melangkah sedikit menuju cita-cita. Setidaknya itu yang gue rasakan.
Beberapa hari lalu gue membaca headline di Techinasia yang mempermasalahkan keputusan Kakaotalk yang dianggap kontroversial karena menggunakan Noah, wabil khusus Ariel, sebagai ambassador selama bulan Ramadhan. “Prestasi” Ariel dengan sex-tape nya dianggap tidak layak untuk ditampilkan sebagai tokoh untuk ditonjolkan selama bulan suci umat Islam. Techinasia mengaggap Kakaotalk tidak sensitif terhadap issue kultural yang ada di Indonesia.
Sex, Drugs & Alcohol are Music Best-Friend
Sulit untuk tidak memisahkan ketiga hal: sex, drugs & alcohol dari gegap gempitanya dunia hiburan apalagi musik. Usai manggung dijamu oleh pihak penyelenggara untuk after-party dan demi menjaga hubungan haruslah dituruti. Kita juga sering melihat berita di televisi tentang pesohor yang harus mendekam di tahanan akibat tertangkap tangan membawa narkotika. Kisah kawin-cerai juga sering menghiasi layar infotainment hampir setiap hari.
Meskipun setelah beberapa waktu berlalu kita dapat melihat pesohor tersebut melenggak bebas. Entah bagaimana penyelesaiannya yang pasti para pesohor tersebut kembali lagi mencari nafkah dengan menghibur kita semua dengan kisahnya. Semuanya adalah bagian kehidupan, sayangnya mereka adalah pesohor yang sering dipublikasikan media.
It’s All About The Money
Selain concern si Techinasia tentang brand ambassador tersebut, beberapa hari sebelum puasa dimulai sebetulnya ada kontes yang tengah berlangsung. Kontes ini melibatkan musisi-musisi untuk meningkatkan awareness sebuah merk minuman beralkohol dengan berhadiah jalan-jalan ke luar negeri. Hampir semua musisi yang terlibat pada kontes tersebut meminta dukungan terhadap fans nya untuk mengunjungi laman produk minuman beralkohol untuk menorehkan dukungannya.
Secara tidak langsung, brand minuman beralkohol tersebut terekspos kepada anak-anak dibawah usia 21 tahun. Fans musik isinya beragam dan kebanyakan dari mereka yang masih punya waktu untuk memberikan dukungannya ya mereka yang belum disibukkan dengan dunia pekerjaan. Padahal diantara musisi tersebut sempat dikenal dengan membawakan lagu yang diplot untuk diputar selama bulan Ramadhan. Dan kemungkinan di bulan Ramadhan tahun ini musisi tersebut bakalan merilis sebuah single baru nya.
Dalam hal kampanye memberantas pembajakan juga sering kali tampak munafik. Di album yang dirilis musisi terpampang tulisan anti pembajakan, tapi apakah bener kalau musik yang mereka produksi menggunakan software yang resmi. Ya ya tidak semuanya artis mampu membeli software yang resmi. Tapi loe kan pengen karya musik yang loe buat dihargai kan? Bagaimana bisa loe minta orang lain menghargai loe sementara loe tidak menghargai hak cipta si pembuat software?
Catch The Momment
Pintar-pintar menangkap apa yang sedang terjadi agar dapat juga tampil dikenal. Memanfaatkan momentum bukan suatu yang salah malah justru itu sangat baik untuk mempopulerkan sebuah musik. Momen bulan puasa dirasa pas untuk mengeluarkan lagu-lagu yang mengajak orang untuk bertafakur. Lagu cinta dua anak manusia pun dapat diplesetkan menjadi lagu cintanya pada Tuhan. Demi mengejar momen yang sedang atau akan berjalan dan ikut dikenal.
Bener deh, gue bilang ini gak salah. Gue pun demikian saat melakukan kampanye musik. Momentum bagi laku nya musik sangat berbanding lurus. Yang terlihat jelas adalah naiknya sales sebuah single atau album dari musisi yang barusaja mangkat. Sebutlah Amy Winehouse atau Michael Jackson. Mereka cenderung lebih laris ketika meninggal dibandingkan saat hidup.
Widi Asmoro itu Munafik
Iya tulisan gue ini munafik. Gue nulis ina ini itu emangnya gue gak begitu? Ya gue sedang ngangkat kemunafikan yang dengan bersamaan juga gue sedang membuka kemunafikan gue sendiri. Ini munafik-ception. Dalam hati kecil gue juga suka memberontak dan menyayangkan tapi gimana? Mereka sedang mencari nafkah juga untuk kehidupan. Lalu apakah gue gak melakukan hal yang sama? Ya itulah gue yang munafik ini menuliskan tentang sesuatu yang munafik juga.
Tidak selamanya hitam terlihat hitam dan putih selalu putih. Ada abu-abu juga disitu. Warna yang hadir karena kekurang pengetahuan gue dan kurangnya iman gue. Mungkin loe punya saran buat gue atas kemunafikan ini untuk membantu gue membasuh dosa menjelang bulan puasa. Akan sangat senang sekali gue membaca komentar loe.
Sebentar lagi juga memasuki bulan puasa, mohon maaf lahir batin, jika ada kata-kata gue baik secara langsung ataupun lewat blog ini kurang berkenan di elo, relakan saja yah. Mari kita sambut puasa ini dengan hati yang tenang dan ikhlas. Buat yang tidak menjalankan ibadah puasa, terimakasih atas toleransinya.
We are human, not a dancer -eh.
mantap. marhaban yaa ramadon selamat menunaikan ibadah puasa..
itulah hidup klw ngk ada keluhan bukan hidup namanya..