Bulan Ramadhan Pembajakan Meningkat 30%

My name is Widi Asmoro.

bulan ramadhan pembajakan meningkat

Pembajakan terhadap hak kekayaan intelektual dikabarkan meningkat hampir 30% setiap bulan Ramadhan tiba. Diambil dari Jordan Times yang mengutip pernyataan dari Mohammad Abbadi yang merupakan General Manager dari Departemen Pustaka Nasional Jordania. Pemerintahan Jordania selalu menghadapi masalah melonjaknya pembajakan ketika bulan Ramadhan tiba. Untuk mengatasi ini, pihak mereka telah bersiap dengan melakukan razia ketempat-tempat yang menjual CD atau DVD bajakan di Amman, Zarqa, Irbid dan Aqaba yang dilakukan setelah waktu berbuka puasa.

Pembajakan memang meresahkan apalagi karena merugikan sektor ekonomi dan kebudayaan. Departemen Pustaka Nasional Jordania bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan nasional serta menjaga hak kekayaan intelektual dengan perangkat hukum yaitu perundang-undangan tentang copyright nomer 22 tahun 1992. Sanksi terhadap pelanggaran ini adalah hukuman kurungan penjara selama 3 bulan hingga 3 tahun.

Indonesia, Bulan Ramadhan dan Pembajakan

Lain di Jordania lain pula di Indonesia. Issue soal pembajakan di bulan Ramadhan di Indonesia tidaklah terlalu mencuat, atau memang gue nya yang kurang tau. Selama gue baca berita, kebanyakan aksi yang dilakukan adalah razia ke soal moral, petasan dan juga narkoba. Perihal soal menekan angka pembajakan terhadap kekayaan intelektual mungkin masih belum menjadi prioritas. Padahal soal pembajakan ini sudah ditetapkan haram dengan Keputusan Fatwa MUI No 1 Tahun 2005 dalam musyawarah nasional ke 7.

Puasa sudah hampir hari ke-6 dan lagu-lagu bertemakan religi muslim sudah banyak diputar baik di radio ataupun tempat perbelanjaan. Yang menarik saat gue mengunjungi sebuah toko grosir di daerah Pangkalan Jati Jakarta Timur, toko tersebut memutarkan lagu-lagu yang sangat jelas sekali mendownload ilegal dari internet. Buktinya, setiap beberapa detik lagu diputar selalu ada tagline dari situs tempat downloadnya mempromosikan linknya. Padahal jika label-label yang memproduksi lagu-lagu bertemakan religi muslim sedikit cermat, bisa memanfaatkan channel pemutaran di toko-toko seperti ini untuk mempromosikan. Tahun lalu, Bimbo dan Keci Musik berhasil menawarkan sebuah album yang didistribusikan lewat Superindo di bulan Puasa.

Beruntung YouTube Indonesia meluncurkan program khusus yaitu saluran Semangat Ramadanmu. Karena selain program kuliner dan juga kisah Islami, lewat saluran ini dapat dinikmati lagu-lagu bertemakan religi Islami. Lagu-lagu ini lewat sistem adfunded akan memberikan keuntungan berbagi pendapatan iklan yang dalam hal ini YouTube bekerjasama dengan Unilever Indonesia. Meskipun masih perlu lagi usaha keras untuk mengedukasi tontonan lewat medium ini.

Masih Lemah Perhatian Terhadap Pembajakan

Soal pembajakan ini memang tidak terlalu dianggap serius oleh kalangan musisi sendiri. Bagi loe yang juga memantau timeline Twitter gue hari minggu kemaren rasanya tau apa yang gue bicarakan. Matta Band meminta dukungan dari radio-radio se-Indonesia untuk memutarkan lagu religi terbarunya. Sayangnya, mereka memberikan link gratisan dari Mediafire yang sering menjadi bulan-bulanan oleh industri musik akibat rentannya pengawasan terhadap HaKI disana. Namun Matta Band berkilah menggunakan jalur distribusi tersebut karena kurangnya dukungan dari label yang dinaunginya yaitu Pelangi Records atas rilisan lagu religi yang diusungnya.

matta band

matta band

Soal bulan Ramadhan atau tidak sebetulnya masyarakat Indonesia sudah senang yang gratisan. Ini seakan mengulang tulisan gue tahun lalu yang menangkap beberapa musisi juga menggunakan fasilitas semacam ini sebagai bentuk promosinya serta menambah khasanah musikalnya. Menurut kabar, musisi lebih menitikberatkan lagu-lagu yang dirilis dan disebarkan melalui internet sebagai teaser untuk mengundang mereka show off-air. Karena penghasilan dari show lebih menjanjikan ketimbang jualan lagu di tempat resmi.

Yang kemudian ini membuat gue bertanya, bila musisi lebih senang manggung dan menjadikan lagu rilisannya sebagai teaser untuk dapat undangan manggung, lalu buat apa adanya layanan musik digital di Indonesia?

3 Comments

  1. Daripada kalimat : “..musisi lebih senang manggung dan menjadikan lagu rilisannya sebagai teaser untuk dapat undangan manggung.”

    Mungkin lebih tepat bila kalimatnya : “musisi & tim mereka lebih bisa dapat duit dari job
    manggung dan hanya bisa menjadikan lagu rilisannya sebatas teaser gratisan, bukan income…”

Comments are closed.