Ring back tone di Indonesia sempat mengalami masa kejayaannya terutama tahun 2005-2008. Namun setelah adanya blackout pada bulan Oktober tahun 2011, sontak aktivasi pengguna RBT mengalami penurunan yang tajam. Banyak upaya telah dilakukan untuk mengembalikan kondisi seperti semula. Karena banyak yang yakin sistem sedot pulsa yang dituduhkan itu bukanlah ulah dari aktivasi RBT melainkan para pemain-pemain layanan SMS konten yang nakal. Salah satunya yang dilakukan adalah dengan mengadakan pesta RBT dengan hadiah yang melimpah bagi pengguna RBT yang masih setia mengaktifkan nada sambung di ponselnya. Dan belakangan ini, semakin serius industri musik Indonesia berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi untuk menggairahkan kembali aktivasi Ring Back Tone di Indonesia.
XL Luncurkan Penjualan RBT Lewat Carrefour
Salut buat XL yang terus mengawal perbaikan kondisi ring back tone di Indonesia dengan segala upayanya. Yang terakhir ini adalah dengan melakukan kolaborasi dengan modern chain hypermarket Carrefour agar orang yang belanja dapat melakukan aktivasi RBT. Revie Sylviana, GM VAS XL, menjelaskan lewat forum Musik, Kewirausahaan dan Teknologi secara gamblang alasan XL melakukan ini. Ia melihat ada potensi trafik yang bisa digarap dengan mengkolaborasikan produk digital lewat belanja di hypermarket. Menurutnya, Carrefour punya potensi hingga 72 juta trafik belanja tiap bulannya. Dan sebagai telco, ada keinginan untuk selalu dekat ke pelanggan dan terlihat dimana saja. Lewat jembatan musik, dalam hal ini RBT, telco menyentuh pelanggan XL yang sedang berbelanja di Carrefour.
Gue mencoba sendiri untuk datang ke Carrefour mengaktivasi RBT yang disediakan. Mungkin dikarenakan gue datang terlalu awal, karena prosesi peluncuran program ini baru jalan hari Rabu lalu, nampak belum banyak petugas kasir yang paham akan program RBT XL ini. Untuk mendapatkan RBT di Carrefour, diharuskan belanja dahulu dan ketika di kasir akan ditanyakan nomer XL yang digunakan untuk dimasukkan program RBT XL ini. Jangan langsung mengira RBT otomatis teraktivasi, karena selain harus menunggu notifikasi dahulu, pebelanja harus mengakses *123*27# dari nomer XL nya untuk memilih lagu apa yang akan diaktivasi RBT nya. Gue sempat membaca mekanisme prosesnya di meja Carrefour, sebetulnya cukup mudah, apalagi diberikan program gratis pakai hingga bulan Juli dan periode aktivasi RBT nya tidak otomatis diperpanjang. Jadi jangan khawatir pulsa tersedot.
Indosat I-Ring Berikan Akses Aktivasi Lewat WAP
Lain XL lain Indosat. Gue memantau promosi yang dilakukan oleh label-label di Indonesia dan banyak yang memanfatkan sosial media untuk promosi RBT mereka. Sayangnya kebanyakan promosi RBT itu mengharuskan orang untuk membuka SMS editor untuk dapat mengaktivasi RBT. Lewat akses WAP, label atau artis tinggal mempromosikan URL Link yang disediakan khusus buat lagu yang dipromosikan pada sosial media yang dimiliki oleh label atau artis tersebut. Setelah klik URL Link tersebut, RBT tidak langsung aktif melainkan dilarikan ke halaman WAP untuk memilih periode aktivasi: apakah harian, mingguan atau bulanan. Usai memilih periode aktivasi, tinggal menunggu SMS untuk konfirmasi sekali lagi untuk benar-benar mengaktivkan RBT.
Proses untuk aktivasi memang terasa berlapis-lapis yang akan menyaring orang yang bener-bener ingin mengaktivasi RBT melakukan pembayaran. Jadi secara konsumen sudah sangat terlindungi. Dan juga secara label dan perusahaan telekomunikasi terus berinovasi mencari jalan agar konsumen mendapatkan pilihan untuk mengaktivasi RBT.
**[update] gue dapet feedback dari komentar di LinkedIn yang rasanya sayang jika tidak di post disini.
-
Bambang Arbiantoro
Termasuk orang yg pesimis akan come back-nya RBT. Rata2 pulsa yg dimiliki oleh pelanggan sangat rendah, sehingga purchasing power utk VAS ikut rendah selain utk layanan dasar telefoni. Mending melakukan pendekatan gratis RBT utk semua pelanggan, pembiayaan dari pengiklan.
-
Widi Asmoro
Bambang Arbiantoro untuk yang XL ini, mereka tidak mengandalkan pulsa tetapi beli tunai dan masuk ke pembayaran belanja. so what do you think?
-
Bambang Arbiantoro
Masih butuh edukasi ke pelanggan. Hal ini sudah di develop sejak tahun 2008, tapi karena regulasi perbankan menjadi terhambat launchingnya. Semoga saja ke depannya konsumen Indonesia bisa menerima konsep ini. Kalau toh mau cepat jalan, harus bundling dgn produk natura yg real, jadi bukan cuma sekedar RBT.
-
Widi Asmoro
Bambang Arbiantoro .. menarik nih dengan “produk natural yang real” .. berarti RBT kurang natural dan kurang real .. gue lihat setelah pesta RBT yang kurang begitu sukses lalu, label-label masih mendorong ‘nostalgia’ kejayaan RBT terjadi lagi di tahun ini.. pasti ada dasar yang konkret untuk investasi yang sebesar ini.. atau gue salah?
-
Bambang Arbiantoro
Memang gak. Secara umum produk lagu sudah underrated, thanks to piracy :(. Tapi itu kenyataan yg ada. Musti diingat sejarah kejayaan RBT dimulai oleh Tsel yg berhasil membawa RBT menjadi lifestyle bagi pelanggannya. Lama kelamaan luntur, tapi dipaksakan dgn berbagai mekanisme di telco saat itu. Sehingga terlihat bahwa RBT masih OK performance-nya, padahal itu bubble not real. Pengalaman kemarin setahun balik ke label, customer lebih senang beli produk yg bisa langsung dinikmati, ada bentuknya dan bisa dirasakan langsung bukan sekedar produk yg ada di dalam device dan tidak terlihat. Apalagi RBT, malah tidak dimiliki sama sekali oleh si pelanggan.
-
Bambang Arbiantoro
Mengenai investasi RBT di tahun ini, lebih kepada fiksasi telco dan label bahwa RBT masih bisa berjaya kembali, padahal dari produknya sendiri sudah tidak appealing lagi. Lebih bagus investasi besar itu untuk bangun platform pembelian musik digital ala itunes.
-
Diky Arifin
ahhh senang nya ada yg masih ingat rbt…
5d ago -
Bambang Arbiantoro
Hehehehe.. Masih inget bangetlah.. Khan bareng2 kita gedeinnya kemarin Dik..
“RBT sudah berlalu dan kini saatnya untuk serius memanfaatkan medium internet untuk me-monetize musik”
Ternyata masih belum move-on ya..