Sampai hari ini saya masih terus berucap, “Alhamdulillah!” atas apa yang saya terima. Dan saya juga masih terus belajar untuk juga berucap, “Alhamdulillah!” untuk apa yang tidak saya terima. Karena kadang kehidupan selalu melenakan, karena terlalu sering saya tinggi hati dan tidak mau melihat kenikmatan apa yang ada di depan mata.
Merasa cukup dengan tidak membanding-bandingkan dengan yang lain. Merasa cukup karena tidak ada hal lain yang dikejar kecuali karena Allah. Dan ini bikin langkah saya jadi ringan. Jadi tidak terlalu risau. Tidak merasa cemas atas apa yang saya tidak punya. Lha wong nggak punya kok cemas!
Saya membaca kutipan yang bagus sekali,
“Merasa tercukupi. Ketika kita selalu merasa tidak puas atas hasil dari segala upaya, mungkin itu saatnya kita bertanya pada diri sendiri apa yang saat ini harus disyukuri. Sering dari kita terlalu berfokus pada sesuatu yang tidak kita miliki dengan harapan suatu saat kita akan memiliki, sesungguhnya kita hanya membuat pengharapan-pengharapan yang akan membawa kita pada kekecewaan. Kemampuan kita untuk selalu merasa tercukupi padahal dapat membantu kita untuk menghargai kehidupan kita lebih baik. Merasa cukup atas usaha yang kita lakukan dan menyerahkan kembali kepada Allah untuk hasilnya. Merasa cukup dapat meringankan langkah kita, memberikan energi positif sehingga kesehatan mental terjaga dan batin pun semakin jernih.”
Hal-hal yang selalu luput untuk disyukuri:
- Selalu punya baju untuk kerja.
- Punya kerjaan juga suatu yang disyukuri.
- Punya kerjaan yang mendukung hobi dan minat, apalagi itu mah!
- Punya bos galak, syukur, daripada gak punya bos berarti gak punya kerjaan kan? Nanti gak bisa beli baju buat kerja.
- dan seterusnya….
Alhamdulillah saya masih terus belajar dan mempraktekkan untuk selalu merasa cukup. Semoga kita semua bisa selalu bersyukur dengan merasa cukup. Supaya makin ringan langkah kita dan bersama-sama menebar kedamaian di bumi Allah ini. Amin!