Warner Music Singapura mengundang saya untuk bertemu Lukas Graham pada hari Jumat, 11 Januari 2019.
Rencananya adalah saya akan bertemu sebelum Lukas Graham naik pentas untuk melakukan pertunjukan pribadinya. Bertempat di Hotel M Singapura, sebuah hotel dengan interior yang edgy dan bergaya minimalis. Saya sempatkan bersantap dahulu di Cafe yang ada di lobi hotel.
Pertemuan singkat, padat, dan unik dengan Lukas Graham sangat berbekas buat saya. Kami dipertemukan dalam satu ruangan dengan suasana santai. Ia membuka percakapan dengan bercerita tentang pengalamannya menjelajahi Singapura sebelum Ia sampai ke hotel. Ia pada hari itu telah singgah ke Garden By The Bay, Little India hingga pasar modern Tekka. Nggak biasa-biasanya musisi blusukan ke tempat-tempat seperti itu kecuali turis ya.
Menurut Lukas, kesempatan dia untuk bertandang ke Singapura harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyerap budaya lokal. Ia sangat mengagumi keberagaman budaya dunia dan beruntungnya dia sebagai musisi dapat kesempatan untuk berkunjung ke berbagai negara. Dia juga nggak mau kalau nanti ada yang nanya, “Sudah pernah ke negara ‘ini’?” Yang bisa ia jawab hanyalah seputaran bandara, bis jemputan dan tempat pertunjukan. Dia ingin bisa menjawab pertanyaan tadi dengan memaparkan apa saja budaya lokal yang ia serap selama berada di negara yang ia kunjungi.
Pertemuan singkat segera disudahi karena sudah saatnya untuk naik pentas. Lukas Graham tampil juga cukup singkat. Lagu hits “7 Years” dan “Love Someone” dibawakan dan mendapat apresiasi tinggi dari penonton terbatas yang merupakan fans terpilih dan media serta undangan. Di sela-sela lagu, ia banyak bercerita tentang hidupnya bagaimana dia ditinggal meninggal ayahnya ketika berumur 15 tahun dan itu mengubah pandangan hidupnya. Hal-hal yang kemudian melatarbelakangi penulisan lirik di kebanyakan lagunya. Saya jadi paham sekarang mengapa lagu-lagu di dua album miliknya ini punya pesan yang ‘berat’ dan ‘dalam’.
Tapi ia tampil santai malam itu. Dengan kutang putih dan ditemani dua musisi lain, ia sangat menikmati suasana keunguan yang diatur menyerupai tema album keduanya. Tak sedikit ia bercanda dengan musisi pengiringnya juga penonton sambil melemparkan senyumnya. Sebuah pertunjukan musik awal tahun yang bermakna buat saya.