Aktivitas: Musical Journaling with Kemala Putri

My name is Widi Asmoro.
Senyum lepas usai dari kegiatan terapi musikal ini

Pengalaman pertama saya mengikuti sesi terapi penyembuhan dengan menggunakan musik sebagai faktor pemicu utama.

Musik selain sebagai hiburan juga dapat menjadi media untuk penyembuhan. Hal ini sudah saya sering dengar dan tentunya dengan bertahun-tahun pengalaman mendengarkan musik, saya yakin kalau musik bisa membangun hal-hal yang positif yang baik buat kesehatan.

Saya tertarik ketika membaca promo acara di Facebook yang bertajuk Musical Journaling – Healing Through Musical Mood Journey: Music Therapy Workshop. Sayangnya acara tersebut berlokasi di Jakarta. Saya coba menghubungi Kemala Putri (Mala) yang memasang promosi tersebut dan mencari tau apakah ia punya acara serupa di Singapura. Ia memberikan kontak untuk tau lebih lanjut. Tertarik dengan penjelasan dari si kontak tersebut saya langsung mendaftarkan diri untuk menjadi peserta kegiatan tersebut.

Di hari kegiatan, saya bertandang ke Ame de Lumiere Holistic Consultancy yang berlokasi di One-Commonwealth, Singapura, sekitar 30 menit dengan MRT dari kantor. Saya disambut oleh Cherene dan mempersilahkan saya untuk menunggu di sebuah studio kecil yang sudah dipersiapkan dengan matras yoga serta handuk. Tak lama, seorang peserta lagi datang, Britany, dan juga Mala yang malam itu akan menjadi fasilitator kita untuk Musical Journaling.

Jadi sebenarnya apa sih Musical Journaling ini? Lewat terapi ini, para peserta diperdengarkan 5 macam lagu yang mempunyai mood yang berbeda-beda. Peserta dibekali kertas kosong dan pena beserta perlengkapan yoga yang dapat digunakan bila perlu.

Hari semakin petang dan Mala membuka sesi dengan sedikit perkenalan dan mempersilahkan kami untuk mencari posisi yang nyaman untuk memulai lagu pertama. Disini kami diminta untuk relax dan memejamkan mata. Suara Mala membimbing kita untuk relaksasi mengikuti lagu yang lembut dan menenangkan. Perlahan Mala meminta kita membayangkan sebuah karakter lengkap dengan suasana sekitar beserta adegan apa yang kira-kira pas dengan irama lagu yang sedang diputar. Setelah lagu selesai, kami diminta untuk bangun dan mengingat-ingat bayangan adegan tadi dan segera dituliskan di secarik kertas yang sudah disiapkan. Sambil menulis berdasarkan ingatan, Mala memutarkan kembali lagu yang tadi diperdengarkan.

Sesi kedua segera dimulai dan lagu berirama lebih cepat dan menimbulkan rasa kecemasan. Kami diminta untuk menulis kembali bayangan apa yang timbul saat mendengarkan lagu ini. Lanjut dengan sesi ketiga lewat lagu yang tak kalah kerasnya dan terasa seperti ada amarah. Peserta diminta untuk melakukan jurnaling lagi dari rasa yang timbul ketika mendengarkan lagu ini. Di sesi keempat, lagu yang diputarkan terdengar begitu sedih dan ini pun harus dituliskan kembali.

Hampir kira-kira setengah jam lebih kegiatan ini berjalan. Mala mempersilahkan kami untuk rehat dan membaca satu per satu tulisan yang sudah kita buat. Britany menulis cerita tentang seorang gadis kecil dan seorang wanita dengan retrospektifnya. Sedangkan saya bercerita tentang fabel seekor rusa yang tersasar di hutan.

Mendengar, menulis dan bercerita

Setelah usai bercerita, Mala mempersilahkan kami berdiri dan memberikan jarak antar peserta. Lagu keempat mulai diputar dan memiliki irama yang gembira. Kami diminta untuk lepas menari mengikuti irama dan tempo. Bagaikan lepas di lantai disko, saya berjoget nggak karuan. Untungnya merem. Ada videonya sih, tapi bukan untuk konsumsi umum 😜. Mala masih membimbing kami untuk melanjutkan kisah yang tadi dituliskan. Bayangan lanjutan apa yang keluar saat mendengarkan lagu ini dan kami diminta untuk menjadi karakter yang kami tulis tadi dan kira-kira karakter ini akan bereaksi seperti apa saat mendengarkan lagu ini.

Lagu selesai, badan lunglai. Tapi ada perasaan puas dan bahagia buat saya. Seakan-akan saya berhasil membawa karakter saya tadi, si rusa, untuk keluar hutan dan pulang ke rumah. Saya, si rusa, berhasil keluar dari ketersesatan. Kira-kira begitu.

Kegiatan Musical Journaling ini disusun oleh Mala dan musiknya dikurasi olehnya sendiri. Mala yang classically trained dan juga guru piano di Singapura sudah sering kali membantu klien-kliennya untuk terapi lewat musik seperti ini. Menurutnya, terapi musik seperti ini sangat aman dan bisa dilakukan baik oleh orang dewasa maupun anak-anak. Buat anak-anak bahkan bisa dengan menggambar apalagi jika anak yang belum bisa menulis.

Selepas kegiatan ini saya pulang dengan rasa lebih ringan. Dan juga makan lebih banyak. Saya yang kerjanya tiap hari mendengarkan musik, setelah kegiatan ini merasakan sensasi tersendiri untuk merasakan musik dan juga mencatatkannya. Kalau kamu berminat untuk mencoba terapi ini, bisa menghubungi Mala langsung.