Dalam memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 74, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura menyelenggarakan sebuah acara yang mengundang guru besar Mahfud MD, SH, SU.
Acara yang digelar di ruang Riptaloka pada hari Minggu, 11 Agustus 2019, ini mempunyai tajuk yang cukup panjang, “Meningkatkan Nilai Kebersamaan: Menuju Indonesia Emas 2045”. Turut berbicara dalam panel adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura, I Gusti Ngurah Swajaya. Saya tiba cukup terlambat satu jam dikarenakan acara ini dimajukan dari pukul 3 sore menjadi pukul 2 sore. Tetapi saya masih bisa mendengar paparan dari Pak Mahfud tentang misi untuk mencapai Indonesia Emas.
Beliau menyampaikan bahwa kekuatan geopolitik Indonesia yang cukup besar yaitu: 17.504 pulau, 1360 suku, 726 bahasa daerah dan 6 agama, adalah sesuatu yang jangan dianggap remeh. Dengan jumlah penduduk lebih dari 207 juta, bangsa Indonesia mempunyai modal yang kuat untuk menjadi bangsa yang besar. Kekuatan geopolitik ini bukan tidak rentan juga, dengan keberagaman yang ada, bangsa ini harus kembali lagi diingatkan tentang konsep-konsep bernegara yang telah dirumuskan oleh para bapak pendiri bangsa dan disakralkan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Mahfud menegaskan ada empat hal yang dapat membawa Indonesia menuju era Indonesia Emas, yaitu: (1) memperkokoh kebersatuan; (2) melawan radikalisme; (3) mengatasi kesenjangan sosial ekonomi; dan (4) menegakkan hukum dan keadilan. Untuk hal yang terakhir tadi berkali-kali Mahfud menggaris bawahi bahwa negara yang berprinsip demokrasi juga harus diimbangi dengan nomokrasi, yaitu hukum yang tegas untuk melindungi dan menjaga kebebasan berpendapat dalam demokrasi.
Sesi yang cukup singkat, ringkas dan padat ini adalah salah satu upaya dari berbagai upaya yang dilakukan Pemerintah Indonesia dalam halnya menguatkan nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Mahfud menutup sesi tersebut dengan petikan lagu “Tanah Airku” yang sarat pesan bagi para perantau Indonesia di Singapura,
“Biarpun saya pergi jauh tidak kan hilang dari kalbu, tanah ku yang ku cintai, engkau ku hargai”