Ini adalah pertama kalinya saya mengikuti Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang diselenggarakan di halaman Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.
Saya datang bersama Jyoti dari rumah sedangkan Launa sudah berangkat lebih dahulu dengan rombongan aubade Sekolah Indonesia Singapura. Sekitar pukul 8 pagi saya sudah tiba dan terlihat antrian pendaftaran tamu KBRI cukup panjang. Butuh waktu hampir satu jam buat kami untuk dapat masuk.
Karena tahun ini peringatan Hari Kemerdekaan jatuh pada hari Sabtu, animo warga negara Indonesia yang tinggal di Singapura sangat tinggi. Mungkin ada sekitar 500 orang lebih yang hadir, baik dari kalangan pekerja, pelajar bahkan anak balita.
Waktu menunjukkan pukul 9 lewat, barisan mulai disiapkan. Langit Singapura perlahan diselimuti awan kelabu dan tak lama kemudian rinai hujan turun. Saya sangat terharu dengan barisan Pasukan Pengibar Bendera yang tetap gagah bersama Inspektur Upacara ditengah hujan yang turun pagi itu. Lagu Kebangsaan yang diputar membuat saya juga menjadi meneteskan air mata haru saat Bendera Merah Putih dikibarkan.
Begini ya rasanya merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia sebagai perantau di negeri orang? Sambil membayangkan sebetulnya banyak hal yang Indonesia bisa raih kalau nggak ribut-ribut soal kekuasaan. Tapi juga yah bersyukur karena di 74 tahun ini, walaupun ribut terus tetapi tidak sampai perang saudara besar. Sedih tapi juga bangga.
Lagu-lagu yang dibawakan oleh aubade pun membuat hati makin dramatis. Dari Berkibarlah Benderaku, Yamko Rambe Yamko, Pantang Mundur, Halo-Halo Bandung sampai ditutup dengan lagu dari band Cokelat, Bendera.
Usai Upacara di halaman KBRI, beberapa tamu penting dan undangan dipersilahkan untuk masuk ke aula Riptaloka. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, pembagian trofi hingga hiburan dari para guru Sekolah Indonesia Singapura dan makan siang bersama. Tak lupa Duta Besar Luar Biasa Indonesia untuk Singapura, I Gusti Ngurah Swajaya memberikan sambutan dan ucapan dirgahayu kemerdekaan.