My name is Widi Asmoro.
Pose dengan gerobak bakso yang punya nama sama dengan nama belakang saya.

“Jadi nama kamu yang bener itu yang mana?” Ini adalah pertanyaan yang sering saya dapatkan. Apalagi ketika bertemu dengan orang yang kenal lewat sosial media lalu mendapatkan nama di kartu nama saya sedikit berbeda.

Episode dualitas nama saya ini pertama kali menjadi masalah sepuluh tahun lalu. Saat itu saya sedang dalam proses untuk rekrutmen di sebuah perusahaan multinasional. Ibu HRD saat itu ingin memastikan bahwa kontrak kerja yang akan saya tanda tangani sesuai dengan KTP saya dan bukan dengan CV yang saya buat.

Penting sekali punya identitas yang jelas dan lebih penting lagi adalah identitasnya konsisten. Saya cukup abai hingga sepuluh tahun kemudian baru benar-benar cari tahu dan berusaha memperbaiki saltik yang akhirnya menambahkan huruf “H” di nama depan saya, Widi.

Penambahan ini sebenarnya sepele tapi cukup bikin susah. Karena walaupun hanya satu huruf rupanya pengaruh terhadap hukum jadi besar. Dianggapnya dua nama ini adalah milik dua orang berbeda. Saya juga ditanya, kenapa tiba-tiba menambahkan huruf H pada nama awalnya. Saya nggak tahu.

Alhamdulillah, Pengadilan sudah menetapkan bahwa orang yang bernama Widhi Asmoro dan Widi Asmoro adalah orang yang sama. Jadi tidak perlu bingung dan ragu lagi kalau ini adalah orang yang sama. Dan mulai saat ini untuk segala keperluan formal, maka nama Widhi Asmoro lah yang dipakai. Anggap saja penambahan huruf H ini bisa menambah HOKI saya tiap berusaha. Amiin!