Pekan yang ditunggu-tunggu untuk belajar vokal akhirnya tiba. Langsung ambil kelas lima hari penuh untuk belajar teknik vokal a la Estill Voice International.
Kelas kecil berisi 11 peserta memungkinkan untuk tiap orang mendapatkan feedback secara langsung. Dibimbing oleh instruktur kenamaan, Naomi Ayers dan dibantu oleh master Estill, Aaron Matthew. Kami belajar tentang anatomi kotak suara dan bagaimana memanfaatkannya secara alami dan efisien.
Ada banyak hal yang berbeda dari apa yang pernah saya pelajari selama ini di bidang tarik suara. Terutama elemen untuk mengatur nafas tidak terlalu menjadi perhatian utama, malahan fokus untuk bagaimana mengatur otot-otot dalam kerongkongan dan rongga mulut untuk memproduksi vokal dengan bantuan udara seminim mungkin.
Saya jadi belajar bagaimana saya harus selalu mawas diri terhadap apa yang tubuh saya lakukan. Nggak sekedar ‘any-how’ melakukan segala sesuatu tetapi harus dengan sungguh-sungguh. Hal yang sebenernya sepele tapi malah penting banget.
Di era dimana fokus menjadi hal yang sangat mahal, apalagi dengan gangguan media sosial, deadline pekerjaan, serial Netflix yang belum tamat bisa menjadikan pikiran ini kemana-mana. Ini masih menjadi pe-er saya untuk mengajari diri saya untuk konsentrasi supaya fokus terhadap satu dan sungguh-sungguh terhadap itu.
Sebagai seorang musilm, saya sangat bersyukur ada kesempatan 5 kali dalam sehari untuk menjauh dari hiruk pikuk dunia. Dan ini pun tak jarang malah jadi saat melamun sehingga lupa bilangan sholat. Maafkan aku Ya Allah!
Saya belajar banget tentang memahami diri saya dan bagaimana saya bisa membawa diri saya dengan belajar olah vokal. Jadi kalau saya nanti jago nyanyinya itu berarti bonus. Tujuan utamanya adalah supaya bisa fokus karena saya adalah seorang pemimpi.