Minggu ini, tepatnya tanggal 17 Mei, merupakan hari yang monumental buat saya. Ini cerita yang saya mau bagikan di episode Widas Podcast kali ini.
Hari ini, lima tahun yang lalu, saya untuk pertama kalinya menginjakan kaki di Singapura sebagai perantau. Bukan sebagai turis. Kalau dipikir-pikir, Agak nekat sih memang. Karena saya sebelumnya tidak pernah tinggal jauh dari orang tua. Apalagi untuk pindah, jauh dari tanah kelahiran, Jakarta. Tetapi saya punya keyakinan, kalau saya dapat mencari rezeki di negeri seberang.
Nggak terasa. Sudah lima tahun aja. Tentu ada naik turunnya. Contohnya adalah selama lima tahun di Singapura, kami sudah empat kali pindah apartemen. Jadi rata-rata setahun sekali pindah apartmen. Sampai-sampai temen-temen kantor bikin taruhan apakah Widi tahun ini akan pindah ke apartemen baru lagi?
Menjadi perantau di Singapura membuat saya bertemu sesama perantau juga. Saya membuat jaringan pertemanan baru. Bersama dengan Vee, perlahan-lahan jaringan pertemanan baru ini menjadi dekat layaknya keluarga. Beruntungnya kami, karena teman-teman baru ini menjadi support system kami di Singapura. Anak-anak jadi punya teman bermain yang sebaya. Ibu-ibunya sering mengadakan pengajian dan bapak-bapaknya punya rutinitas olah raga dari tenis, sepeda atau sekedar jalan-jalan menyusuri hutan kota.
Sebagai peringatan momentum lima tahun ini, saya juga memulai aktivitas baru. Seperti diketahui bersama, Podcast ini adalah salah satu yang baru saya lakukan dan ini adalah episode ketiga.
Tapi ada satu lagi yang saya lakukan. Saya memberanikan diri untuk menulis lagu dan merilisnya secara serius. Lagu pertama yang saya rilis ini berjudul Circuit Breaker Lullaby yang ditulis di minggu-minggu awal karantina rumah di Singapura di mulai.
Silahkan didengarkan diberbagai platform digital favorit kamu.
Ini semua sebagai wujud syukur saya. Tentunya kami terus berbenah diri untuk menjadi lebih baik dari hari ini. Sampai jumpa di episode Widas Podcast berikutnya!