White Shoes and The Couples Company (WSATCC) butuh dukungan angpaw Anda buat manggung di seminar musik skala internasional, Midem, di Cannes Prancis 30 Januari 2012.
Bukan kali pertama WSATCC (http://whiteshoesandthecouplescompany.org) didaulat manggung diluar negeri, dan kali ini mereka diundang untuk tampil di Eropa. Yang membawanya adalah Music Services Asia, http://musicservices.asia, sebuah organisasi nirlaba berkantor di Singapore dan Australia yang berfokus pada pengembangan, standarisasi charts dan bisnis digital baik musik, radio dan video di seluruh Asia Pasifik. Selain WSATCC, mereka juga akan tampil bersama Charles J Tan (SG/AU), Tenderfist (MY), The Great Spy Experiment (SG) dan The Young Liars (ID). Menengok dari profil di domainnya, Music Services Asia ini adalah dibawah naungan Valeyarm, http://valleyarm.co.id/, sebuah penyedia jasa layanan digital content agregator yang mendistribusikan content musik ke toko-toko digital seperti iTunes.
Gue bangga namun juga miris mendengar mereka sekali lagi manggung di luar negeri namun demi manggung ini mereka harus urunan dan meminta bantuan hingga menggelar konser donasi. Senin ini, 23 Januari 2012, mereka menggelar sebuah mini konser di Kedai Tjikini mulai pukul 5 sore hingga 8 malam. Tiket masuk dibandrol berharga Rp. 35.000,- yang termasuk donasi (baca: dukungan) untuk pergi ke Eropa. Disini juga akan dilelang merchandise spesial dari WSATCC.
Menurut rekan saya Aulia Naratama (http://aulianaratama.blogspot.com/), untuk tampil di event skala Internasional luar negeri macam Midem Festival, SXSW ataupun yang sejenisnya, penyelenggara event hanya memberikan fee manggung saja tanpa ongkos tranportasi dan akomodasi. Dia mencontohkan SXSW http://sxsw.com/ di Austin Texas yang hanya memberikan fee sebesar USD 1500 dan band yang manggung wajib membawa peralatan sendiri. Mereka hanya menyediakan speaker, amplifier dan monitor serta FOH.
Gue dan Aulia pun pernah merasakan sendiri mengatur tur Everybody Loves Irene ke Malaysia, Singapura dan Filipina yang untuk pergi saja harus merogoh kocek sendiri karena fee manggung hanya cukup untuk hidup disana. Wajar bila WSATCC yang sudah kerap konser ke luar negeri masih menemukan problem yang sama. Permasalahannya tidak ada sponsor, bilapun meminta dukungan pemerintah dalam hal ini Departemen Pariwisata, mereka menanyakan balik apakah membawa nilai-nilai kebudayaan Indonesia (baca: gamelan dsb).
Miris memang hingga harus mengemis tetapi itulah kenyataannya. Meskipun ditanya pertanggung jawabannya setelah kembali dari Eropa bakal membawa apa demi Indonesia, gue juga nggak tau musti jawab gimana. Mungkin kita musti mencontoh seniman seperti Indro Hardjodikoro and the Fingers, http://oase.kompas.com/read/2012/01/18/22165943/Seniman.Jazz.Indonesia.Ngamen.di.Kampung.Rusia . Tak terdengar sebelumnya kalau kesulitan dana malahan didukung oleh konsulat Indonesia di sana? Tips nya adalah, jangan lupa bawa lagu-lagu nasional atau kedaerahaan seperti Bengawan Solo ataupun Panon Hideung di panggung Internasional.
Okelah, di tahun baru Naga Air ini, nggak ada salahnya kita dapat memberi dukungan pada WSATCC dengan menyumbangkan angpaw agar mereka bisa berkibar di Eropa.
Kenapa Departemen Pariwisata harus menunjukkan Indonesia dari sisi tradisionalnya ya buat musisi yang mau manggung di luar negeri? Kenapa nggak nunjukkin bahwa musik Indonesia juga modern, dalam artian nggak lagi pake alat-alat musik tradisional, nggak lagi berbentuk rambut2 gondrong dengan kain2 batik atau semacamnya.
Dan bener tuh, kenapa nggak kayak seniman Indro Hardjodikoro and the Fingers, yang cukup maenin lagu nasional yang diaransemen ulang dengan musik khas dari musisi itu sendiri?
Atau seperti LLW yang berangkat ke Blue Note, Tokyo akhir Desember, mereka membawa misi untuk ngasih tau fans jazz di sana kalo Indonesia juga punya musik modern jazz. Bukan jazz yan digabung sama etnik2 kedaerahan Indonesia. Mereka sama sekali nggak ngebawain lagu nasional, tapi mereka punya misi buat nunjukkin bahwa Indonesia udah modern. Dan beruntungnya, LLW dapet sponsor justru malah dari pihak swasta untuk transportasi dan akomodasi ke sana. (Lengkapnya tentang keberangkatan LLW ke Blue Note Tokyo bisa dibaca di sini: http://irockumentary.com/concert-coverage/llw-to-perform-at-blue-note-tokyo-on-december-28-2011/
Padahal kan, dengan mensponsori musisi Indonesia kayak WSATCC untuk main di festival musik sekelas MIDEM, justru hal yang bagus menurut gue buat ngebawa nama Indonesia. Juga buat sponsor-sponsor yang mensupport musisi tersebut selama di sana. Bagus juga buat musisinya, nggak perlu ngerogoh kocek dari dompet sendiri. Hihihihi….
itulah yang bikin gue bingung juga broh!