#CintaMusik Indonesia di mata seorang awam

My name is Widi Asmoro.

Blogpost kali ini dari @banggavann peserta diskusi Akademi Berbagi Surabaya yang post aselinya bisa dibaca di http://banggavann.blogspot.com/2012/04/cintamusikindonesia-di-akbersby.html

Ya, aku seorang awam dalam dunia musik. Aku bukanlah seorang musikus. Aku penulis. Penulis fiksi. Tetapi entah mengapa aku tergerak untuk datang di kelas Akademi Berbagi Surabaya ( @AkberSby ) pada hari sabtu yang lalu  tanggal 21/04 di Brew n Co, Surabaya Town Square. Saat itu gurunya adalah seorang music enthusiast bernama Widhi Asmoro (@widiasmoro ) yang juga seorang Service manager di Nokia Entertainment
Pada awalnya, kelas berjalan flat. Sang guru menerangkan, murid-murid akademi mendengarkan. Saat Mas Widi menjelaskan sejarah musik Indonesia, semua sibuk menyimak. Tampak sepi (mungkin karena saking terkagum-kagumnya dengan penjelasan yang ada di slideshow). Namun, tidak dinyana tidak disangka ketika sesi tanya jawab di mulai, para peserta begitu antusias untuk bertanya. Dan suasana semakin HOT saat mas Julian Noor ( @djuleee ) yang notabene adalah Music Director Radio terkenal (udah 20 tahun ngurus beginian, cyin…) ikut berargumen. Suasana kelas semakin semarak. Banyak ilmu yang di bagi di sini. Pun, saat Mas Widi melanjutkan “pelajaran” semua semakin antusias.
Aku sempat tercengang tatkala Mas Widi menjelaskan bahwa di Indonesia sejak dulu telah muncul bibit piracy. Bahkan pada tahun 1985, industri rekaman Indonesia mendapat kecaman oleh dunia internasional. Salah satu contohnya adalah luapan amarah seorang Bob Geldof yang mendapati materi “LIVE AID” di copy secara semena-mena di negeri ini. GILAK!! Padahal tuh album kan di dedikasikan untuk membantu korban kelaparan Ethiopia.
Pelajaran pun berlanjut dengan materi Industri rekaman hingga tetek-bengeknya.  Lalu sampailah pada bahasan Shifting Era, era di mana teknologi mulai berbicara. Mengganti yang physical menjadi digital. Suatu hal yang sedikit di takutkan para musisi. Musisi dilemma. Di satu sisi mereka antusias dengan adanya teknologi yang memudahkan kerja mereka, di sisi lain mereka takut kehilangan rasa aman dan kepastian untuk “make-a-living” dari industri kreatif ini. Fyuhh…… Ngeri ya?!
Lalu, apa yang dapat aku simpulkan dari kelas yang sarat ilmu baru untukku ini? Ada satu, yaitu Era Baru telah datang, perkembangan musik melaju seiring teknologi yang bermunculan . Sementara penikmat musik ingin terus mendengarkan musik dan Musisi juga ingin berkarya dan menjadikan musik sebagai sandaran hidup. Lantas?…. bolehlah kiranya aku tuliskan jika #CINTAMUSIK adalah menghargai hasil karya musisi dengan memberinya harapan untuk terus berkarya (dengan membeli hasil karyanya yang original) bukannya menggunakan kemudahan tekhnologi untuk membajak hasil karya mereka. Namun, mari gunakan kemajuan tekhnologi yang ada itu untuk memajukan musik Indonesia, menyebarkannya, dan menikmatinya secara halal.  Bagaimana?? …………. ^_^