Sebagian loe pasti pernah: main game facebook di laptop atau main draw something di iPad, televisi menyala dan disamping sudah siap ponsel untuk ber-whatsapp-an dengan teman-teman. Kalian menyebutnya sebagai multi-tasking. Sambil main game, nggak ketinggalan film untuk ditonton dan juga tetap bersosialisasi virtual dengan teman.
Laptop, tablet, TV dan ponsel adalah media yang kini umum diakses dalam saat bersamaan. Kami menyebutnya ‘multi screen paradigm’, yang mana ketiga media tersebut punya ukuran layar berbeda dan digunakan untuk hal yang berbeda juga meskipun garis besar tujuannya kurang lebih sama sama: hiburan.
Kebutuhan orang-orang mengakses hiburan dari medium-medium tersebut telah membawa ke tingkat baru industri hiburan. Orang-orang ini membutuhkan ‘isi yang sama’ ketika mengakses dari medium tersebut. Misalkan sedang tidak ingin memakai semua gadget bersamaan, orang ingin saat menonton televisi bisa sambil ngecek status facebook terupdate pas jeda iklan. Makanya dihadirkan Smart-TV untuk mengakomodir kebutuhan ini. Atau saat sedang bersantai di kamar tanpa adanya televisi tetapi ingin menonton berita terkini, bisa akses web portal yang menyediakan layanan televisi secara streaming. Begitupula ketika sedang dijalan, ponsel menjadi sahabat sejati pembunuh rasa sepi. Keinginan memiliki ‘isi yang sama’ dari gadget-gadget tersebut membuat industri hiburan berinovasi dengan solusi bermacam-macam.
Paradigma Multi-Layar ini ditanggapi oleh berbagai vendor teknologi diantaranya Apple dengan strategi cloud nya, simpan file dari iPhone untuk dapat diakses dari iMac, iPad ataupun televisi lewat AppleTV. Microsoft juga mengembangkan perangkat konsol game X-Box menjadi solusi entertainment dimana kamu bisa mengakses konten-konten lewat televisi, tablet, dan juga ponsel.
YouTube pun tak ketinggalan berinovasi untuk bisa menghadirkan video streaming yang sesuai dan gampang diakses lewat gadget-gadget tersebut. Penyedia layanan musik seperti Rhapsody, Spotify dan Pandora juga telah menyiapkan kemungkinan akses melalui perangkat ponsel (Android, iPhone), televisi (Samsung, LG, IPTV), perangkat audio terhubung (Sonoz, Squeezebox) dan juga tablet (iPad).
Riset terakhir menyebutkan dengan penetrasi broadband di Indonesia yang mencapai sekitar 27 juta pelanggan membuat Indonesia menjadi pasar potensial untuk penggunaan solusi tersebut. Belakangan para operator telekomunikasi juga sudah berpikir untuk menghadirkan solusi tersebut di Indonesia. Salah satunya PT. Telkom yang sudah memiliki layanan televisi berbayar, Groovia, penyedia internet, Speedy dan juga penyedia konten musik, Langit Musik dan Melon. Tinggal menyatukan semua itu dalam satu hub.
Akhirannya semua solusi tadi berporos kembali kepada konten, karena tanpanya apa pentingnya solusi tersebut. Musik menjadi elemen penting karena digemari banyak orang dan menjadi alasan orang-orang mengakses internet. Penyedia solusi tersebut kini giat untuk mengisi kanal-kanal platform mereka dengan konten dan salah satunya adalah musik.
Teknologi kembali lagi telah memutasi industri musik. Jalur distribusi yang tadinya sulit ketika menggunakan produk fisik sekarang sudah dijawab dengan hadirnya teknologi digital. Minatnya akan semakin berkembang tinggal bagaimana model bisnis yang akan diterapkan melanggengkan jalan ini semua.