Masalahnya Dengan Amanda Palmer Adalah…

My name is Widi Asmoro.

Banyak media yang belakangan ini memberitakan kesuksesan Amanda Palmer mengumpulkan dana dari fans nya untuk produksi album barunya. Lewat sebuah platform pendanaan, Kickstarter.com, Amanda telah mengumpulkan setidaknya 1 juta dollar dari 25,000 fans hanya dalam waktu 6 jam saja. Bayangkan apa saja yang dapat dilakukan dengan uang segitu banyak untuk pendanaan albumnya.

Amanda Palmer bukanlah yang pertama berkiprah dengan strategi fans-funded ini. Jika loe ingat, Radiohead saat meluncurkan In Rainbows juga melakukan strategi yang nyaris sama dengan membiarkan fans menentukan nominal yang mau dibayarkan untuk mendownload album ini atau ‘name your price’. Nine Inch Nail (NIN) juga membebaskan fans untuk memilih sendiri berapa yang mau dibayarkan untuk albumnya dengan pilihan-pilihan. Misal untuk volume pertama berisi 9 lagu, NIN menggratiskan lagunya, namun dengan full album berisi 36 lagu mereka jual dengan $5, jika ingin mendapatkan double disc dengan booklet dan juga digital download harga yang harus dibayarkan $10, dan seterusnya.

Menarik sekali bukan? Dengan mengambil jalur independen loe dapat bebas melakukan apa saja dengan karya kreatif loe. Contoh-contoh diatas meyakinkan kalau nggak susah mendanai produksi album dengan strategi empowered fans / fans funded. Selain kickstarter ada banyak portal lainnya yang memberikan layanan serupa untuk pendanaan album. Bahkan jika loe kenal dengan venture capital atau penanam modal dan punya proposal yang menarik, bukan tidak mungkin loe bisa mendapatkan pendanaan yang loe mau. Tapi loe jangan keburu seneng dulu, gue kasih tau nih buruknya dari strategi ini.

Amanda Palmer, Radiohead juga NIN adalah artis besar bahkan kalau loe belum kenal Amanda Palmer ini sebelumnya adalah personil band Dresden Dolls yang lumayan dikenal di Amrik sejak 2005. Masalahnya adalah apakah loe sudah sebesar ini ketika berpikir fans-funded bakalan menyelamatkan karir bermusik loe? Masalahnya apakah loe punya banyak fans loyal yang beneran mau mengeluarkan koceknya untuk beli karya loe? Dan masalahnya lagi adalah loe bukan Amanda Palmer, loe gak bisa serta merta meniru caranya ini.

Sorry dude, kalau loe baru mau masuk di industri musik dan mengambil jalur independen, ini bukan cara yang tepat. Lagian daripada loe kasih proposal ke venture capital untuk mendanai karya loe kenapa loe nggak ke label musik saja sekalian?

Tips gue sih mendingan loe kembangkan dulu musikalitas loe dan lebarkan jaringan pertemanan loe di industri musik ini. Hubungan fans juga harus terus dijaga baik, mereka yang kasih makan loe. There’s no such an easy way, i tell you what.

2 Comments

  1. Padahal itu Amanda Palmer cari dana, setelah dia hengkang dari record label RoadRunner. Ngapain juga ke label kalo kita punya tim kuat yg bisa meng-handle sendiri bisnis kita dan dealing untuk dpt funding dari investor / capital venture…. Toh, banyak label juga yg menelantarkan artisnya… Entah artis baru yg belum jelas prospeknya.. maupun artis lama yg udah mulai tua dan kehilangan masa emas mereka…

    1. thanks buat komentarnya mas Alvin 🙂
      yups.. jika punya tim kuat yg bisa menghandle.. tak ada salahnya jalan sendiri.. tapi itu bukan jadi patokan untuk semua band/artis bisa begitu.. karena untuk menemukan tim yg kuat itu butuh proses juga.. 🙂

Comments are closed.