Laporan Tengah Tahun 2012 Untuk Bisnis Musik

My name is Widi Asmoro.

nielsen bisnis musik

Nielsen SoundScan merilis laporan untuk bisnis musik dari awal hingga pertengahan tahun 2012. Sepanjang periode tersebut juga telah banyak perkembangan terhadap bisnis musik mengikuti kemajuan teknologi. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari laporan ini dan perkembangan yang terjadi kemaren untuk mempertajam strategi bisnis musik kita.

Pertama, minat orang mendapatkan format digital. Angka jualan digital menurut Nielsen Soundscan di semester pertama 2012 naik sekitar 14% dari tahun lalu dan penurunan angka jualan fisik sekitar 3% ini mengindikasikan minat orang untuk mendapatkan musik secara digital. Selain itu, orang lebih memilih untuk membeli lagu secara satuan ketimbang satu album penuh. BPI yang merilis laporan kwartal pertamaĀ mengatakan porsi pendapatan dari digital sudah melampai angka pendapatan jualan fisik.

Kedua, aplikasi artis pada perangkat bergerak baik ponsel ataupun tablet semakin banyak. Artis mencari ruangnya sendiri untuk dapat keluar dari kerumunan. Di toko ritel digital, artis harus bersaing lagunya dengan lagu-lagu artis lain. Dengan memanfaatkan teknologi dan mempelajari kebiasaan orang masa kini yang terbiasa menggunakan gadget, mengkombinasikan musik dalam aplikasi artis adalah satu cara untuk lebih populer dan engage dengan fans nya.

Ketiga, mengintegrasikan sosial media dalam promosi musik. Blur dan Dappy beberapa hari lalu mampu merebut perhatian dan angka penjualan fantastis hanya dalam beberapa saat dengan menggunakan media Twitter. Media konvensional radio dan televisi bukannya harus ditinggalkan, namun perannya kini adalah untuk menjaga popularitas (sustain) dari lagu yang sudah dilempar kepasaran. Optimalkan sosial media dan tidak hanya twitter dan facebook. Kolaborasi pinterest, soundcloud dan blogging juga patut dicoba. Lihat kemana fans musik kamu banyak berinteraksi di internet.

Keempat, menikmati musik secara streaming mulai mendapat perhatian. Semakin berkembangnya perusahaan penyedia layanan streaming seperti Spotify, Pandora, YouTube, Last.fm dan sebagainya semakin diminati. Dengan tidak perlu lagi menyimpan file pada gadgetnya dan pilihan menikmati musik hingga gratis menjadikan menikmati musik secara streaming semakin disuka. Artis dan label musikpun mulai merasakan hasil dari bekerjasama dengan layanan streaming ini baik untuk promosi ataupun mendapatkan finansial.

Kelima, munculnya kesadaran pembajakan itu adalah bisnis besar yang meraup untung tanpa memberi keuntungan finansial bagi artis. Yang digaung-gaungkan dari pembajak adalah kemudahan akses dan banyaknya lagu yang dapat didownload tanpa harus membayar. Namun dibalik itu tersimpan besar bisnis yang merugikan industri kreatif terutama musik. Di Indonesia beberapa operator penyedia layanan internet mulai ambil sikap terhadap situs-situs yang menyediakan lagu secara ilegal. Meskipun kenyataannya, industri pembajakan CD juga merasa terancam akan akses lagu yang lebih mudah dan murah di internet.

[updated] gue merasa yang satu ini musti dimasukkan juga
Keenam, musik telah berubah bentuk sekali lagi. Dari sekedar penampilan panggung, direkam dalam media baik piringan hitam, kaset hingga CD dan sekarang musik dalam bentuk jingle iklan semakin terasa menghasilkan. Kita lihat fenomena AKB 48 dan juga JKT 48 belakangan ini, yang tanpa merilis dapat terkenal berkat sokongan promosi dari brand.

Enam hal tadi yang menurut gue dapat diambil untuk merancang strategi bisnis musik kedepannya. Besok gue diundang ke diskusi publik mengenai penyelamatan musik Indonesia dengan upaya menghentikan upload dan download ilegal di Kementrian Pariwisata & Ekonomi Kreatif. Mudah-mudahan ada solusi yang sama-sama menguntungkan baik dari industri maupun penikmat musik. Tunggu update dari gue disini.

 

2 Comments

Comments are closed.