Syahrini baru saja meluncurkan 5 seri terbaru bulu mata palsu lalu apa kaitannya dengan bisnis musik?
Semenjak Syahrini lepas dari rekan duetnya, Anang, beberapa tahun silam, nama Syahrini bukan makin meredup namun makin banyak dibicarakan orang. Kalau gue inget, sekitar tahun 2009 Syahrini pernah merilis album berjudul My Lovely yang tampaknya kurang mendapat sambutan. Sekitar tahun 2010, Syahrini menjadi teman duet Anang di lagu Jangan Memilih Aku yang kala itu Anang baru saja mengalami masalah rumah tangga dengan Krisdayanti. Di tahun 2011 duet ini bubar dan Syahrini lanjut dengan bersolo karir.
Ditinggal gemerlap glitz and blitz dari Anang tak membuat Syahrini kehilangan panggung. Syahrini memang pantas berterima kasih kepada Anang yang membantu mempopulerkan namanya. Setelah populer, Syahrini berhasil menjaga popularitas itu agar publik tetap ingat namanya, meski tanpa merilis album baru. Sebutlah single seperti Aku Tak Biasa, Kau Yang Memilih Aku dan Sesuatu dipopulerkan Syahrini dengan caranya tanpa bantuan Anang. Apa resepnya?
Syahrini adalah pencipta tren, walau bukan di soal musik. Buat gue, ia juga bukan pencipta tren di dunia fashion meskipun ia mempopulerkan ‘Kaftan Syahrini’ dan juga ‘Baju Kantor a la Syahrini. Syahrini pintar membuat jargon. Jargon inilah yang kerap mengasosiasikan dirinya di tengah fansnya. Ingat ketika ia mempopulerkan jargon ‘sesuatu’ atau lengkapnya ‘alhamdulillah ya… sesuatu’ yang kerap diucapkannya didepan infotainment. Jargon ini jadi sangat populer dan kemudian dibuatkan lagu oleh Charly Setia. Lalu jargon ‘Jambul Khatulistiwa’ hingga soal bulu mata palsu yang diberikan nama masing-masing. Saat gue menonton Dahsyat RCTI pagi ini, rupanya dia baru saja merilis lima jenis bulu mata palsu: bulu mata khatulistiwa, bulu mata merak, bulu mata cendrawasih, bulu mata surya kencana dan bulu mata cakrawala.
Jargon yang dilontarkannya berimplikasi serius terhadap karirnya sebagai musisi. Publik luas mengenal Syahrini dan menjadi buah bibir masyarakat. Bagusnya, buah bibir bukan dalam artian negatif seperti kasus rumah tangga ataupun kasus kriminal. Buah bibir yang sebetulnya bernada mengolok-olok namun itulah hiburan yang dicari masyarakat.
Pada akhirnya, Syahrini dapat menggantungkan hidup dari industri musik dan hiburan. Panggilan manggung ke pelosok Indonesia terus berdatangan. Masyarakat ingin melihat Syahrini secara langsung, atau juga ingin melihat bagaimana bentuk Jambul Khatulistiwa lewat mata kepalanya sendiri. Gue merasa dia ini ‘smart’ dan ‘a good Public Relation’. Dibalik keluguan yang ditampilkannya dipermukaan, ia pasti punya rencana agar karirnya terus langgeng.
Well, that’s the thing. Berbisnis musik bukan melulu soal musik dan lagu. Bukan pula melulu soal copyright, publishing, piracy dan sebagainya. Namun berbisnis musik harus bisa melihat kesempatan dari efek yang ditimbulkan dari musik. Syahrini cermat akan hal itu. Ia mungkin sadar, mic keemasannya tidak cukup mendukung dia bernyanyi bak diva internasional. Syahrini tau betul bahwa ada bagian dari dirinya yang selalu dinantikan oleh masyarakat di Indonesia. Ia memanfaatkan itu dengan caranya.
Semoga saja kita juga bisa melihat potensi apa yang bisa dikembangkan setelah musik dan lagu. Dengan kejelian dan juga keberuntungan, bukan tidak mungkin karir kita nantinya bisa seperti karir Syahrini yang cetar membahana!
thanks to Arfi ‘pop-up’ buat inspirasi judul artikel ini, semoga perubahan itu juga datang kepadamu yah, Kak!