Ada 500 Layanan Musik Digital Di Seluruh Dunia

My name is Widi Asmoro.

500 layanan musik

Ada lebih dari 500 layanan musik yang beroperasi di seluruh dunia menurut catatan www.pro-music.org. Layanan musik ini merupakan layanan yang menyediakan musik secara resmi dari para pemilik hak lagu yaitu record label ataupun para pencipta lagu. Bentuknya pun tak melulu download lagu, tetapi ada yang streaming, ad-funded dan ada juga yang berbentuk subscription.

Layanan musik yang terkenal di seluruh dunia itu diantaranya: iTunes, Amazon MP3, 7 Digital, Google Play, Spotify, Deezer hingga Nokia Music. Mereka menyediakan lagu-lagu dari seluruh dunia baik dari major label seperti Sony Music, Warner hingga Universal ataupun label-label indie. Genre nya pun beragam tak hanya Pop dan R&B. Genre seperti World Music dari Afrika juga tersedia disini ataupun yang lokal-lokal seperti dangdut pun tersedia lho.

Yang jelas tampak disini adalah industri musik secara radikal telah bergeser ke arah digital. Pasar-pasar lokal harus melepaskan sekatnya akibat globalisasi. Sekarang sudah bukan lagi saatnya untuk menjadi eksklusif di satu tempat atau satu wilayah atau satu negara. Masyarakat dunia semakin haus untuk mendengar musik-musik baru dari bermacam-macam budaya.

Hal lainnya adalah mereka, orang-orang yang sudah duluan berpikir musik digital, tidak terpaku terhadap perang terhadap pembajakan. Ini bukan berarti gue tidak setuju jika pembajakan harus ditindak, tetapi fokus yang nyata adalah bagaimana lagu yang kita punya dapat sampai ke semua orang dengan mudah. Dan tentu saja lagu yang diberikan menjadi beredar secara resmi dari pemilik hak lagunya. Biarkanlah soal pembajakan dan perang lewat hukum adalah jatahnya para pengacara. Kita insan kreatif harus bisa punya solusi dengan bekerjasama dengan 500 layanan musik digital di seluruh dunia ini.

Lalu pasti loe bertanya bagaimana caranya supaya bisa masuk iTunes atau ke layanan musik lainnya? Loe bisa mencoba lewat aggregator, yang salah satunya adalah The Orchard, digital music startup tertua di bumi ini. Atau kalau lokal bisa berpartner dengan IM:PORT atau Gotong Royong Music. Coba simak lagi tulisan gue tentang tips bagaimana menjual lagu di layanan musik digital http://www.widiasmoro.com/2012/12/08/menjual-musik/

One Comment

  1. Hahaha. Iya. Saya dulu pihak yang sangat kontra akut dengan pembajakan. Tapi suatu saat saya sempat berpikir cost benefit analysis kasus pembajakan. Saya pun heran, kok banyak manfaatnya ketimbang kerugian? Toh kerugian itu juga bisa jadi diimpasi secara tidak langsung dari manfaat.

    Misalnya kerugian pembajakan yakni segala insan di balik lagu yang dibajak akan kehilangan revenue. Tapi dengan adanya distribusi lagu yang gratis, masyarakat jadi tahu ada lagu tersebut, bisa dikatakan sebagai promosi hampir tanpa biaya. Dengan adanya masyarakat yang suka, revenue dari konser, iklan, merchandise, dsb bisa laku menggantikan penjualan lagu secara resmi.

    Saya tidak punya data resmi nan akurat mengenai ini, tapi nyatanya musisi masih berjaya walaupun pembajakan juga terus marak.

Comments are closed.