Semakin banyak musisi yang merilis album musik bentuk USB bikin gue tergelitik mengupasnya lebih lanjut. Sebut saja JFLOW dan Souljah yang baru saja merilis album mereka dan memberikan USB yang berisikan lagu-lagu (serta foto dan video) dari album tersebut.
Mengapa Memilih USB
USB atau Universal Serial Bus sebagai media penyimpanan berkas komputer dimanfaatkan oleh banyak musisi sebagai format musik yang dijajakan kepada khalayak. Kemampuannya menyimpan tergantung kapasitas namun cukup dapat manampung beragam format berkas komputer menjadikannya suatu kelebihan. Selain musik bisa disimpan didalam USB, dapat juga dihadirkan foto, video hingga lirik lagu. Selain itu, USB juga dapat digunakan sendiri untuk menyimpan file-file pribadi dan juga sebagai simbol dukungan terhadap satu musisi.
Sayangnya memang USB ini memerlukan pemutar yaitu komputer atau perangkat keras lain. Beberapa tipe memang ada yang terintegrasi dengan pemutar file MP3. Tapi biarpun dihadapi kertergantungan itu, manusia modern pasti memiliki perangkat tersebut, yah minimal sekarang DVD player yang murah pun dapat membaca dan memutarkan file-file dari USB.
Baik JFLOW ataupun Souljah mengakui memilih merilis album musik bentuk USB adalah soal kemudahan bagi penggemarnya yang ingin menikmati lagu-lagu barunya. Kebanyakan penggemarnya menikmati musik dalam format digital, meskipun mereka membeli CD namun yang terjadi adalah mereka me-ripping CD tersebut untuk dijadikan MP3 dan dipindahkan ke ponsel atau komputer mereka. Musisi tersebut ingin memberikan kemudahan buat fans dengan memberikan alternatif album musik bentuk USB yang isinya adalah file lagu-lagu yang sudah dalam format MP3.
Bagaimana Dengan Hak Kekayaan Intelektual Musik
Secara prinsip, proses memindahkan musik dari satu medium ke medium lainnya biasa disebut sebagai hak mekanikal, adalah sangat dilindungi. Tantangannya adalah bagaimana mengontrol proses memindahkan musik tadi. Karena dengan kemudahan teknologi dewasa ini, kemudahan itu ada diujung jari, tinggal klik, cut-copy-paste.
Bila bertanya soal proteksi file musik atau Digital Rights Management (DRM) pada album musik bentuk USB ini jawabannya bisa beragam. File musik tersebut bisa saja diproteksi dengan pemrograman tertentu tetapi nantinya hanya akan dapat diputar jika menggunakan player tertentu. Ini malah dapat menyusahkan penikmat musik yang ingin kemudahan dalam menikmati album musik bentuk USB. Jika menggunakan format MP3 yang standar akan mempermudah fans untuk dapat segera menikmati lagu-lagu yang ada didalam USB tersebut.
Gue merasa yakin musisi-musisi yang menempuh menjual album musik bentuk USB mempunyai kepercayaan penuh kepada fans musiknya. Bahkan menyediakan alternatif konsumsi musik lewat album musik bentuk USB adalah apresiasi balik kepada fans yang telah mendukungnya. USB yang dikemas khusus ini bisa menjadi suatu simbol dukungan musik yang juga dapat berfungsi penunjang aktifitas berbisnis sehari-hari.
Album Sebagai Wujud Eksistensi Dalam Berbagai Bentuk
Merilis album musik bentuk USB memang bisa jadi alternatif sendiri selain menjualnya dalam format CD ataupun vinyl. Standar industri musik global tidak memasukan album musik bentuk USB ini kedalam klasifikasi khusus layaknya produk fisik CD ataupun Vinyl. Jadi memang agak sulit mengetahui berapa banyak musisi-musisi telah melakukan penjualan album musik bentuk USB. Ini dikarenakan album musik bentuk USB ini kadang dikelaskan dalam format digital. Kadang juga album musik bentuk USB diperlakukan sebagai bundling produk atau sebagai merchandise.
Baik JFLOW maupun Souljah memasukkan album musik bentuk USB ini dalam satu paket bundling. Jadi fans musik membeli satu paket yang isinya merupakan merchandise-merchandise dari musisi yang bersangkutan termasuk album musik bentuk USB. Tahun 2008, saat gue menonton konser Avri Lavigne di Hongkong, gue pun sempat membeli USB yang dikemas sebagai gelang resmi merchandise konser sebagai kenang-kenangan.
Sebagai musisi supaya dianggap eksis ya harus rilis album. Melihat ini artinya bentuk rilisannya nggak musti harus CD. Musisi-musisi ini seakan memerdekakan pikiran yang mengharuskan rilisan dalam bentuk CD. Apapun itu bentuknya jika memberikan nilai yang berarti bagi penggemarnya rasanya pantas diamini sebagai wujud keeksisan mereka diblantika musik. Dan harusnya AMI Awards ataupun ICEMA dapat mempertimbangkan untuk menerima pengajuan nominasi jika diberikan album musik bentuk USB.