Format menjual musik yang paling banyak laku saat ini bisa dilihat dari infografik diatas. Bersumber dari data pendapatan yang dimiliki oleh Recording Association Industry of America, bisa dilihat kronologis dari tahun ke tahun format musik dan sumbangsihnya buat pelaku bisnis musik.
Bermacam Format Musik Dalam 35 Tahun Belakangan
Semenjak tahun 1980 atau 35 tahun dari hari ini, format musik yang hadir sudah bermacam-macam. Teknologi menghasilkan revolusi musik dari sekedar jualan ‘printed music’ menjadi jualan produk lain atau gue sebutnya sebagai memberi nilai tambah untuk produk baru. Kenapa begitu, karena jika vinyl atau kaset itu kosong pasti harganya tidak akan semahal ketika vinyl atau kaset itu sudah diisi musik dari seorang artis. Apalagi jika artis tersebut sudah punya nama pastinya nilai jual vinyl atau kaset atau apapun itu medium atau produknya akan mempunyai nilai tinggi.
Infografik ini mencatat dari tahun 1980 saat vinyl, kaset dan juga format 8-track sedang mencicipi masa jayanya. Format 8-track tidak bertahan lama karena kemudahan yang disodorkan kaset jauh lebih sempurna apalagi dengan diperkenalkannya tape player di kendaraan mobil. Vinyl pun harus kandas ketika masuk tahun 90an meskipun kini mulai dirasakan kebangkitannya kembali konsumsi musik lewat vinyl.
Format musik dalam bentuk CD lah yang paling juara memberikan sumbangsih terbesar buat industri musik. Masa jualan CD adalah masa keemasan industri musik yang mana menggiurkan tiap orang untuk terjun ke industri ini. Dan lalu memasuki tahun 2000 an, konsumsi musik dalam format CD bergeser kepada format yang lebih mudah lagi yaitu digital (download, ringtone dan berlangganan).
Kesimpulan Infografik Ini
Format musik dari tahun ke tahun terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi untuk semakin memudahkan penggemar musik mengkonsumsi musik yang mereka suka. Tidak ada satu format yang abadi sepanjang masa. Dan terlebih lagi, tidak ada satu format yang dominan memberikan pemasukan bagi industri musik.
Saat Vinyl digemari, ada alternatif format lain yaitu 8-tracks dan Kaset. Saat CD digemari, orang juga bisa menikmati musik lewat format video klip dan juga digital. Ini adalah suatu yang harus kita pahami betul bahwa selalu akan ada produk substitusi dari format musik yang kita jalankan.
Tidak. Kita tidak bisa menggantungkan pemasukan musik dari hanya satu format saja misalkan dari jualan digital. Dengan beragamnya medium dan pola konsumsi penggemar musik, agaklah riskan menggantungkan pemasukan hanya dari satu sumber saja.
Berpikir Kreatif Untuk Kolaborasi
Yah loe bisa saja berdalih, ‘kan gue musisi panggung dan tur jadi nggak perlu rekaman’. Silahkan saja. Tapi tunggu saat orang lain memanfaatkan rekaman panggung loe dan dijual dalam format apapun nanti. Loe nggak bisa melarang penggemar musik loe untuk membeli itu. Mereka suka, mereka makan.
Berpikirlah kreatif untuk berkolaborasi dengan teknologi. Beberapa musisi Indonesia juga sudah memulai dengan mengeksplorasi contohnya berjualan musik dengan format USB atau musiknya menjadi satu paket saat membeli ponsel. Jelas benar kok kalau selama ini musik bisa terus bergaung berkat adanya teknologi. Jadi jangan dimusuhi yah!
Yup… Musisi dan team (management) nya harus kreatif beradaptasi dengan perkembangan teknologi. 🙂