Apakah Loe Sudah Membayar Untuk Musik Yang Loe Dengerin?

My name is Widi Asmoro.

membayar-musik

Musik yang loe dengerin sekarang ini ada hak musisi yang sudah susah payah membuatnya. Apakah loe sudah memberikan hak mereka atas imbalan jasa hiburan yang loe terima?

Banyak musisi bilang musik mereka kurang dihargai terutama karena permasalahan pembajakan yang tak kunjung usai. Biaya produksi yang mahal tidak balik modal karena penggemar musik tidak membeli produk mereka. Sebagai penggemar musik secara sadar atau tidak sadar mendengarkan musik dan masalah soal bayar atau tidak kadang memang tidak terpikirkan.

Medium Mendengarkan Musik

Masa kini kita dapat mendengarkan musik dari mana saja. Duduk di cafe sambil ngobrol sama kolega juga sayup-sayup ada musik yang terdengar. Di kendaraan, menyalakan radio, dari ponsel, dari mana saja musik semakin mudah didengarkan.

CD dan kaset yang dahulunya menjadi nilai barter untuk usaha musisi memproduksi album kini sudah tergantikan dengan adanya pilihan penggemar musik mengkonsumsi musik. Jika loe baca posting blog gue kemaren, siklus konsumsi musik terbaca jelas disitu. Dari jamannya vinyl hingga kini pemasukan musik juga bisa dari bagi hasi biaya berlangganan layanan musik.

Musik sudah bukan lagi bergantung pada satu atau sedikit saja medium. Alternatif berjualan musik masa kini semakin banyak. Sebagai insan kreatif harusnya kita bisa menemukan cara bagaimana pilihan-pilihan tersebut membuat usaha bermusik kita tetep menguntungkan.

Ide Siapa Sih Kalo Rilis Harus Album Dengan 10 lagu?

Mengakali biaya produksi yang mahal akibat dari kebutuhan memproduksi 10 lagu atau lebih guna memenuhi kapasitas satu CD sebenernya sangat mudah. Produksi saja 1 lagu, toh ongkos cetak CD isi 1 lagu dan isi 10 lagu tidak berubah. Jika ingin lebih murah yah rilis saja single dalam format digital.

Pola konsumsi penggemar musik juga tetap sama, mereka hanya suka beberapa lagu dalam satu album atau malah hanya suka satu lagu tanpa mempedulikan yang lain. Jujur deh, loe sebagai musisi dan penggemar musik ketika loe membeli CD ada berapa lagu yang loe dengerin berulang-ulang. Dan terlebih lagi, berapa lama sih lagu itu atau album itu loe dengerin terus? Sehari? Seminggu? Sebulan? Paling dalam waktu 3 bulan loe udah punya album atau lagu favorit yang baru.

Memang sih beberapa musisi ‘memaksakan’ untuk merilis album berisi 10 lagu atau lebih karena merupakan sebuah runutan cerita dan sebagai bentuk legacy atas perjalanan karirnya. Jika loe memang musisi yang ingin self / narcis yah monggo tetapi inget karya loe berpusat tentang diri loe tanpa punya nilai buat pendengar loe. Lalu buat apa orang lain harus beli album loe? Cuma karena kasihan?

Kembalikan Nilai dan Kreatiflah

Karya yang baik haruslah punya nilai. Itulah mengapa “Someone Like You” itu sangat fenomenal karena banyak dari kita merasakan nilai yang sama dan kita mengerti dengan nilai yang ditawarkan Adele. Ketika “Sephia” mengalir dari Sheila on 7, kita pun (gue) merasakan hal yang sama. Ini nilai yang ketika mendengarkan lagu ini gue bisa bilang, “you have a great art, take my money!”

Janganlah melulu menyalahkan pembajakan atau pendengar musik yang pola konsumsinya sekarang memang sudah berbeda. Mereka punya pilihan dan diantara pilihan itu ada yang bayar dan ada yang gratis dan ada juga yang dibayarin sama iklan. Ingat, mereka penggemar musik ini konsumen dan seperti kata petuah lama kalo konsumen itu adalah raja. Jadi beri mereka yang terbaik.

Dan gue juga bukan menyarankan untuk menggratiskan lagu yang loe buat. Gue nggak setuju dengan pembajakan. Banyak platform-platform atau layanan musik atau cara bagaimana musik yang sudah loe buat dapat dikonsumsi dengan tidak memberatkan penggemar musik loe untuk bayar mahal tetapi sekaligus loe tetep mendapatkan hak loe untuk karya yang sudah loe buat. Kreatiflah membuka mata dan mengeksplorasi pilihan-pilihan yang ada.