Streaming Mengubah Budaya Mengkonsumsi Musik

My name is Widi Asmoro.

mengkonsumsi-musik

Budaya mengkonsumsi musik sekali lagi merasakan revolusinya. Terima kasih teknologi. Musik semakin mudah dinikmati dan tidak perlu menggunakan alat sebesar gramaphone yang sekarang sudah bisa digantikan handphone. Mari kita lihat kondisinya saat ini bagaimana orang mengkonsumsi musik.

Di blog post sebelumnya gue menyodorkan tentang format musik dari masa ke masa. Melihat perkembangan lima tahun kebelakang, mengkonsumsi dengan menggunakan layanan musik streaming mengalami pertumbuhan yang pesat. Dengan menawarkan akses mudah ke katalog lagu jutaan, tanpa membayar karena disokong iklan dan juga membebaskan ruang penyimpanan lagu, membuat streaming menjadi idola.

Persaingan Panas Layanan Musik Streaming

Mark Mulligan, peneliti dari MIDiA, mengungkapkan bahwa streaming bukannya suatu produk atau jasa tetapi merupakan cara agar musik dapat dinikmati langsung ke penikmatnya lewat gadget yang mereka punya. Pertumbuhan 40% dari tahun ke tahun pengguna layanan musik streaming merupakan gejala positif yang diakui David Bakula, SVP Nielsen Entertainment, akan membawa industri musik kepada suatu yang baru.

Trend nya semakin memanas saat kemunculan layanan musik streaming semakin agresif. Spotify yang mengumumkan memiliki pengguna berbayar hingga 10 juta, penetrasi Deezer ke negara-negara berkembang, hingga Pandora yang mengaku mempunyai 77 juta pengguna meski layanannya masih terbatas di Amerika saja.

Layanan musik yang berdiri sendiri tadi juga mendapatkan saingan dari layanan musik streaming yang dimiliki oleh pembuat gadget. Akuisisi Beat Dr. Dre oleh iTunes merupakan topik panas yang menunjukkan keseriusan layanan musik populer iTunes untuk bertransformasi dari download digital ke streaming. Microsoft dengan mengakuisisi Nokia pun mendapatkan ‘kado cantik’ berupa layanan musik streaming MixRadio yang juga menjadi faktor penguat dari layanan musik streaming yang dimiliki sebelumnya, X-Box Music.

Fakta-Fakta dari Mark Mulligan

Risetnya baru-baru ini, Mark Mulligan menemukan terjadinya perubahan budaya akibat kemunculan streaming. Kedepannya Mark memprediksikan masih banyak peluang yang belum tergarap dari budaya baru ini. Berikut adalah beberapa point dari riset Mark Mulligan:

  • Layanan musik streaming diprediksikan punya pengguna mencapai 210 juta di seluruh dunia pada akhir 2014 dimana sekitar 37 juta pelanggannya menggunakan layanan musik streaming secara berbayar.
  • Gratisan yang disokong dengan iklan belum mampu menghasilkan uang yang banyak. Perbandingan pemasukan per pengguna dari iklan sebesar $4 dengan pemasukan per pengguna berbayar $44 di akhir 2014.
  • 30% penikmat musik menggunakan layanan streaming dimana tiap lima diantaranya mau membayar untuk berlangganan.
  • Penikmat musik kisaran usia 25 sampai 34 tahun mempunya rasio tertinggi untuk berlangganan streaming dengan membayar sedangkan rasio terbesar sekitar 52% dari pengguna layanan musik streaming secara kesuluruhan ada di kisaran usia 18 sampai 24 tahun.
  • Lebih banyak menggunakan layanan streaming untuk audio ketimbang streaming video.
  • Penawaran gratis yang diberikan layanan streaming membuat penggunanya enggan membayar. Dari survei ini diperkirakan ada 34% pengguna musik streaming tidak mau ikutan langganan berbayar karena mereka merasa sudah puas mendapatkannya secara gratis lewat YouTube.
  • 23% pengguna musik streaming dalam kurun waktu sebulan atau lebih sudah tidak lagi membeli album musik.
  • Angka jualan musik secara download semakin lama menurun dan faktanya dari 45% pendownload musik merupakan pengguna layanan musik streaming.
  • Peluang masih terbuka lebar melihat 15% pengguna streaming baru mencoba berlangganan dimana dari 22% diantara pengguna tadi melanjutkan untuk tetap berlangganan dengan cara membayar.
  • Streaming membuktikan dapat menekan pembajakan dimana penikmat musik kini mendapatkan pilihan alternatif untuk mengkonsumsi musik secara gratis namun resmi (ad-funded, dsb).

Pikirkan Sekali Lagi Tentang Penikmat Musik Loe

Sebagai industri jasa hiburan, musik baiknya dikembalikan lagi kepada penikmatnya. Uang akan datang jika penikmat musik puas dan bisa menikmati musik. Berikan mereka akses-akses untuk menikmati musik loe lewat medium apa yang lagi mereka sedang gemari, streaming. Dinosaurus punah karena tidak dapat beradaptasi, jangan sampai musik loe juga ikutan punah karena kekeuh tidak mau ikut perubahan.

Streaming memang belum besar, perlu waktu dan angka pertumbuhannya sudah menunjukkan gejala positif ke arah yang benar. Budaya streaming yang sudah hadir sejak lebih 5 tahun lalu semakin terlihat memberikan dampak bagus. Tren download menurun sementara biaya memproduksi CD dan distribusi terlalu tinggi dan dihantui masalah pembajakan yang tak kunjung usai.

Sekali lagi, pikirkan kembali penikmat musik loe. Tak hanya generasi masa kini tetapi millenials yang kini menganggap musik itu bisa diperoleh dengan mudah sekali klik saja. Mereka generasi masa depan. Generasi yang akan mengkonsumsi musik loe dan memberikan loe pendapatan yang layak.