Menjual Musik Dangdut Ke Luar Indonesia

My name is Widi Asmoro.

dangdut-in-america

Musik dangdut acap dipandang rendah di negeri sendiri. Musik yang identik dengan masyarakat menengah ke bawah di bumi Indonesia mendapat ruang yang terbatas di panggung-panggung mainstream. Entah itu media televisi ataupun radio hanya beberapa yang berani untuk eksis dengan musik dangdut. Tangga lagu yang berembel-embel musik Indonesia pun mengharamkan lagu dangdut masuk disejajarkan dengan lagu-lagu pop Indonesia yang ada. 

Namun yang gue tau justru Dangdut mendapat tempat istimewa di luar negeri. Gue denger Didi Kempot job nya lebih rame diluar Indonesia ketimbang di negerinya sendiri. Bahkan baru-baru saja, VOA membuat terobosan dengan sebuah program pencarian bakat penyanyi Dangdut di Amerika. Apakah ini sekedar mengolok-olok atau coba-coba buah manggis?

Tetapi daripada jadi prasangka, gue memberanikan diri untuk bertanya kepada mas Nara Tama yang merupakan Program Director untuk Voice of America yang berkantor di Washington, DC. Berikut ini adalah petikan wawancara gue yang sudah gue sarikan dalam artikel di blog Music Enthusiast ini.

Program “Dangut in America”

Keunikan yang ditawarkan dari program reality show pencarian bakat ini adalah mencari penyanyi ini digelar di negeri yang mana targetnya bukan orang-orang yang asli dari mana musik itu berasal. Gampangnya, program pencarian bakat ini adalah untuk mencari penyanyi Amerika yang jago nyanyi Dangdut. Mas Nara mengakui tingkat kesulitan dari program yang dibesutnya ini cukup tinggi. Pasalnya, peserta yang ikut dalam program ini banyak yang awam tentang Indonesia. Bahkan tak jarang diantaranya tidak tau ibu kota Indonesia dimana dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Namun ini unique selling point dari program Dangdut in America. Orang-orang Amerika ini bukannya malah acuh tetapi justru makin tertantang untuk bisa memenangkan kontes bernyanyi dangdut yang digelar VOA ini.

Untungnya mas Nara dibantu oleh Rissa Asnan yang merupakan produser album dangdut yang sudah lama menggeluti pencarian bakat Dangdut di Amerika sejak tahun 2007. Dan program ini dibantu juga oleh Sania (iya sa sa santai) dan juga Ani Hartini (mantan vokalis grup dangdut Ken Dedes) yang menjadi gawang untuk menemukan bakat Dangdut di Amerika. Tak ketinggalan pula peran penyanyi Philadelphia, Catherine Sort, yang juga menjadi juri di ajang ini.

Dangdut in America tayang di TVRI sejak 11 Oktober 2014 pukul 10 malam. Tayang dalam 6 episode yang akan berkisah proses pencarian bintang Dangdut dari Amerika. Diikuti oleh sekurangnya 70 penyanyi Amerika dari genre yang beragam yang sangat antusias terhadap musik Dangdut. Audisinya sendiri bergerilya dari Washington DC, New York, Wilmington (Delaware). hingga ke Philadelphia. Nantinya pemenangnya akan diboyong ke Jakarta, Indonesia dan kemungkinan akan melakukan serangkaian tur.

Musik Indonesia Itu Musik Dangdut

Jika mengambil semangat Batik Day yang telah berlangsung selama sekian tahun ini, kenapa juga nggak dibikin Dangdut Day yah? Jadi idenya selama satu hari setiap media wajib memutarkan musik dangdut secara penuh. Ya kita sudah punya Hari Musik Nasional, tetapi kenapa juga tidak Hari Dangdut Nasional?

Mas Nara menambahkan, publik Amerika sebetulnya telah lama mengakui musik Indonesia itu bukan Pop, bukan Rock, bukan Jazz tetapi melainkan Dangdut. Bahkan menurut mas Nara, gitaris Jazz di Washington DC, Pete Muldon, mengagumi musik Dangdut. Bahkan di festival Made In Indonesia yang rutin digelar tahunan pun tak luput dari goyangan massal yang diiringi irama musik Dangdut dan diikuti oleh semua warga Amerika.

Jadi tak ada salahnya jika kewajiban menyisipkan musik Dangdut sebagai identitas bangsa Indonesia haruslah diutamakan. Artis-artis yang merilis album penuh wajib menyertakan lagu berirama Dangdut demi identitas Indonesia. Oke mungkin disini gue sudah terlalu lebai..

Ekonomi Kreatif Indonesia 

Ya namanya ide kan boleh-boleh saja. Lagi pula sudah banyak ulasan tentang musik Dangdut di karya-karya ilmiah Internasional. Meskipun juga kita gak bisa terlalu fanatik dengan memaksakan Dangdut. Belajar dari K-Pop pun musik yang diusungnya bukanlah murni musik dari Korea melainkan sudah akulturasi budaya. Tetapi jika kita belajar dari India, mereka berhasil untuk membawa musiknya sebagai signature kebudayaannya. Nah sekarang tinggal gimana kita mau jalan bareng membawa Indonesia ke kancah dunia.

Sekedar berbagi saja. Di MixRadio yang merupakan layanan musik binaan Microsoft dan dahulunya di Nokia yang tersedia di 31 negara, genre Dangdut sangat populer. MixRadio punya 10 mix/playlist yang khusus memutarkan musik Dangdut dan selalu menjadi top streaming. Memang gue akui untuk katalog Dangdut di MixRadio belum lengkap. Lagu-lagu dari Bang Haji Rhoma Irama belum ada disini. Ya persoalan lisensi yang menjadi prioritas kami demi penghargaan terhadap hak cipta musisi akan terus dijunjung tinggi. Memang butuh waktu untuk proses kliring lisensi. Ya semoga saja dengan tulisan ini dapat menginspirasi musisi-musisi dangdut untuk memanfaatkan platform ini.

mixradio-dangdut

Lagian musik Indonesia bukan cuma Dangdut. Ada Keroncong dan Gamelan. Dan pe’er kliring lisensi lagu Indonesia pun tak berhenti disini. Gue tetep optimis lah. Negeri kita ini kaya dengan budaya. Selain juga kaya dengan populasinya. Kita bisa sebagai negara produksi kreatif dan bukan hanya dianggap sekedar pasar. Butuh waktu memang, dan mungkin saja dangdut bisa menjadi terobosan menjual musik khas Indonesia ke luar negeri. Yah.. kalau nggak sekarang kapan musik Indonesia bisa di dengar dunia?