Ini adalah buku kedua yang saya baca tahun ini. Light Upon Light oleh Nur Fadhilah Wahid yang merupakan koleksi 40 ‘surat’ tentang hidup, cinta dan Tuhan.
Sebuah buku yang sebetulnya sudah saya baca akhir tahun lalu, tetapi saya ingin membacanya kembali di awal tahun ini.
Kenapa dibaca lagi?
Setelah saya membaca buku ini pertama kali di penghujung November 2018, ada perubahan terhadap kebiasaan saya. Yang paling mendasar adalah kebiasaan menulis lagi yang merupakan atas dorongan setelah membaca buku ini. ‘Keeping a journal’, katanya. Jadi setelah sholat Tahajjud dan sebelum sholat Subuh, saya sempatkan diri saya untuk merenungkan apa yang terjadi kemaren dan menuliskannya di jurnal saya.
Saya ingin semangat itu terus ada di tahun ini. Mengulangi membaca buku ini adalah salah satu cara menyegarkan kembali semangat tadi. Tak ada salahnya!
Buku ini cukup ringan dibacanya. Banyak kutipan-kutipan do’a dari para syekh dan ustad yang bagus untuk disimpan. Fadhilah sangat berhasil membuat pembacanya untuk tetap membaca sampai akhir. Beberapa kisahnya pun sangat relevan dengan saya pribadi.
Contohnya, betapa naifnya kita ketika di bangku sekolah dasar mendapatkan nilai bagus dan juara kelas lalu membuat kita santai saat di sekolah lanjutan karena merasa sudah bisa. Namun ketika hasil ujian akhir keluar, nilai yang didapat sangat tidak sesuai harapan. Lalu kita marah kepada Tuhan, menganggap Tuhan tidak adil, dan kitapun meninggalkan semua perintahnya. Tahun berganti-tahun kita pun sampai pada masa sekarang. Saat kita merefleksikan hidup kita kebelakang, ternyata Tuhan selalu hadir meskipun kita berusaha untuk menghindar. Dan akhirnya kita pun kembali ke jalan-Nya.
Lebih lengkapnya lagi bisa kamu baca sendiri di buku ini yang bisa didapatkan di Wardah Books Singapura https://wardahbooks.com/ . Atau kunjungi situs resmi penulisnya, Fadhillah di http://www.fadhilahwahid.com/ . Atau jika kamu di Jakarta dan ingin titip ke saya untuk mendapatkan buku ini, berkabaran aja ya!