Rasanya memang benar jika hidup ini adalah sebuah perjalanan. Dan menginjakan langkah tahunan ke tiga puluh delapan ini banyak hal yang patut saya syukuri.
Pertama adalah keluarga, orang-orang yang saya sayangi. Vee selalu memberi dukungan dan juga saran untuk tiap langkah yang akan saya tempuh. Apalagi saat kami mengambil keputusan besar untuk merantau ke negeri Tumasik atau Singapura. Dukungan dari Una dan Jyojo juga menambah warna dalam perjalanan ini.
Kesehatan yang semakin membaik baik raga maupun jiwa. Alhamdulillah sudah hampir dua tahun bisa mengontrol kadar purin dalam darah sehingga serangan Asam Urat sudah bisa dijinakkan. Untuk kesehatan jiwa juga mengalami peningkatan terutama untuk lebih bersyukur lewat sholat malam dan dhuha.
Tantangan dalam pekerjaan juga sangat saya syukuri. Etika kerja yang jauh berbeda dari Indonesia memacu saya untuk terus belajar dan belajar. Mungkin dari 18 tahun karir profesional saya di industri hiburan dan kreatif, hanya di tiga tahun belakang saya banyak mempelajari hal-hal baru. Learn, unlearn and re-learn. Apalagi pekerjaan ini tidak terasa seperti bekerja karena sungguh mendengarkan musik terus-terusan itu lebih terasa sebagai hobi. 🤪
Sistem dukungan sosial dari kolega dan juga teman-teman adalah bagian yang saya sangat syukuri juga. Mentor kerja yang kiasu dan tak henti-hentinya menguji saya untuk dapat membuktikan yang terbaik. Lingkaran teman-teman yang saya selalu saya ganggu lewat layanan pesan elektronik. Dan lingkaran teman-teman yang baru terjalin saat dalam perantauan ke Tumasik.
Selain bersyukur atas semua kelimpahan berkah-Nya, banyak juga hal yang harus saya tingkatkan lagi. Banyak harapan yang ingin saya gapai. Semoga di sisa detik waktu perjalanan ini saya mampu memperbaikinya.