My name is Widi Asmoro.
Bersama Vee menjadi relawan Pemilu 2019 di Singapura

Ini adalah jurnal saya untuk pengalaman tak terlupakan menjadi petugas Pemilu 2019 di Singapura beberapa bulan lalu.

Dituliskan di sini sebagai memoar turut berkontribusi dalam memperjuangkan demokrasi Indonesia dan juga sebagai kenang-kenangan selama tinggal di negeri orang.

Tahun 2019 adalah saatnya Indonesia harus kembali memilih anggota DPR dan juga Presiden dan Wakil Presiden untuk periode masa bakti 2019 – 2024. Proses pemilihan dilakukan serentak di Indonesia pada hari Rabu, 17 April 2019. Namun buat Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri, proses pemungutan suara dilakukan beberapa hari sebelumnya pada akhir pekan tanggal 14 April 2019.

Beberapa bulan sebelumnya, kami yang tinggal di Singapura sudah mendengar tentang rencana pemungutan suara ini. Dan karena jaringan pertemanaan Vee cukup luas, kami mendapat kabar juga mengenai pembukaan pendaftaran relawan sebagai petugas Pemilu. Kalau tidak salah ingat, akhir tahun 2018 pendaftaran relawan Pemilu di Singapura dibuka dan kami langsung mencoba mendaftarkan diri. Harapan kami saat itu adalah untuk membantu kelancaran proses dan juga sebagai andil warga negara yang masih cinta sama Tanah Air dan ingin berkontribusi.

Singkatnya, kami terpilih sebagai relawan dan diwajibkan hadir untuk mengikuti bimbingan teknis proses pemungutan suara. Sayangnya, kami tidak dapat hadir untuk bimbingan teknis dan karena ini pula kami hampir dicoret dari daftar relawan. Namun karena kebutuhan akan relawan ini sangat mendesak dan banyak sedangkan peminatnya sedikit, kami tetap diikutkan sebagai relawan dan mengikuti bimbingan teknis sehari sebelum Pemilu.

Menjelang hari pemungutan suara, kami sudah siap-siap mengatur strategi agar dapat mencurahkan tenaga sepenuh hati. Alhamdulillah, Launa dan Jyojo sudah bisa dipersiapkan untuk mandiri di rumah dan mengatur keperluaannya sendiri. Dan sahabat kami, Rinaldi, mau dititipkan untuk Launa dan Jyojo bermain bersama putri-putrinya, Aira dan Nadin di siang harinya.

Lokasi pemungutan suara adalah di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di daerah Chatsworth, Singapura. Relawan diharapkan hadir pada hari Minggu, 14 April dari pukul 6 pagi dan pemungutan suara akan dimulai sekitar pukul 10 pagi hingga malam. Konon, pada Pemilu sebelumnya, proses pemungutan suara sudah selesai sebelum Maghrib, jadi sebelum maghrib sudah bisa berkumpul lagi di rumah. Namun, karena tahun ini warga negara di luar negeri juga harus memilih wakil untuk Anggota Perwakilan Rakyat, kami baru selesai hingga pukul 10 malam.

Untuk penghitungan suaranya sendiri dilakukan di hari terpisah, yaitu pada hari Rabu, 17 April. Kami sudah bersiap kembali di KBRI dari sekitar pukul 8 pagi. Namun proses penghitungan baru dimulai menjelang siang sekitar pukul 11. Karena ada dua jenis surat suara yang harus dihitung dan rata-rata satu Tempat Pemungutan Suara punya sekitar 700an pemilih, proses penghitungan baru selesai pada esok paginya. Ada beberapa relawan yang sampai menginap dan membantu relawan lainnya untuk menghitung. Salut sekali melihat kekompakan para perantau ini bahu-membahu demi Indonesia.

Buat saya ini adalah pengalaman tersendiri menjadi bagian dari proses demokrasi dan sebuah acara yang sangat besar demi masa depan sebuah negara. Terlepas dari siapa nanti yang bakal menjadi Presiden Indonesia harapannya adalah jangan sampai Indonesia bubar. Keberagaman adalah kunci kekuatan Indonesia dan menjadi sangat disegani di mata dunia. Menjadi maju bukan cuma tanggung jawab Presiden tetapi tanggung jawab kita semua.

Ini adalah beberapa dokumentasi dari Pemilu di Singapura: